Sunday, 4 September 2016

makanan ringan cemilan khas Indonesia

makanan ringan cemilan khas Indonesia

Makanan ringan cemila lain lain 3940787

Rp 10000

Peyek Mbah Darmo sangat berkualitas dalam pengolahan walau tampil dengan sangat sederhana namun terasa renyah, gurih, kering tidak terlihat berminak...
Baca Lengkapnya → makanan ringan cemilan khas Indonesia

Wednesday, 31 August 2016

SG Berharap pada Infrastruktur

Kuasai Pasar Semen 68 Persen

SURABAYA – Perusahaan semen sangat berharap para proyek infrastruktur khususnya jalan tol yang dicanangkan pemerintah. PT Semen Gresik salah satunya. Di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu yang berimbas pada stangnansi pertumbuhan penjualan, membuat anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk ini berharap banyak para proyek infrastruktur.

Kepala Departemen Penjualan Semen Gresik, Bambang Djoko mengatakan, proyek infrastruktur saat ini memang menjadi tumpuan. Terbukti, penjualan SG tumbuh signifikan di kawasan Jawa Tengah dengan adanya percepatan proyek Brebes Exit (Brexit) untuk menopang jalur mudik pada Lebaran mendatang.

“Di sana semen curah SG tumbuh 10 persen. Di proyek itu, memang menggunakan produk kami,” ujar Bambang di sela-sela Business Gathering Semen Gresik untuk Area Jatim 1 di Surabaya, Selasa (30/08) malam.

SG juga berharap para proyek jalan tol yang ada di Jatim. Tercatat ada banyak proyek jalan tol seperti Pasuruan – Probolinggo, Probolinggo – Banyuwangi sepanjang 170 kilo meter, Pandaan – Malang sepanjang 130 kilometer dan Legundi – Gresik.

“Tahun depan baru terasa pertumbuhannya di Jawa Timur, setelah proyek-proyek itu jalan. Kita berharap segera dilakukan. Karena sisa waktu lima bulan ke depan,” tambahnya.

Bambang mengakui, jika kondisi saat ini sangatlah berat. Perekonomian masih belum pulih seperti tahun-tahun sebelumnya. Penjualan sama seperti tahun lalu, sudah cukup bagus bagi produsen semen di tanah air. “Apalagi persaingan semakin kencang. Banyak merek baru bermunculan,” tandasnya.

Namun beruntung, SG yang berbasis di Jawa Timur, masih memegang share terbesar di wilayahnya. Di Jatim, SG memegang 73 persen dari total penjualan semen hingga Juli 2016.

“Area Jatim I ini kita masih rendah dibanding daerah lain. Jatim I masih 68 persen. Ini memang area pertaruhan, banyak pesaing,” tukasnya.

Karena itu tidak mengherankan jika SG berusaha untuk terus mendekatkan diri pada pelanggannya khususnya distributor sebagai ujung tombang penjualan. Business Gathering Semen Gresik salah satu yang selalu dilakukan tiap tahun.

Business Gathering di area Jatim 1 untuk tahun ini dikemas berbeda dan lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perseroan senantiasa menelusuri kebutuhan distributor dan toko, salah satunya adalah bekal dalam berbisnis.

Perseroan menghadirkan tokoh motivator dan coach bisnis Indonesia, Tung Desem Waringin untuk memberikan sesi Business Inspiration. Selain itu, video inspirasi dari Hermawan Kertajaya dan Rhenald Kasali juga disiarkan untuk menambah semangat para mitra penjualan dalam berbisnis.

 “Apresiasi kepada pelanggan ini adalah salah satu program untuk menjaga loyalitas seluruh mitra penjualan dan upaya memperkuat jaringan pemasaran. Kami berharap program ini dapat memacu dan meningkatkan kontribusi para pemilik toko yang merupakan mitra utama penjualan bagi perusahaan,” jelas Bambang.

Di tengah maraknya pemain semen baru di Indonesia, penjualan Semen Gresik di area Jawa Timur I periode Januari hingga Juli 2016 menembus 534.415 ton, naik 6,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan ini, Semen Gresik menguasai pasar mayoritas, yakni 68 persen.  (end)


Baca Lengkapnya → SG Berharap pada Infrastruktur

BI Gandeng Pengusaha Angkutan Sukseskan GNNT

Syarifuddin Bassara, Direktur BI Regional Jatim (kanan)
SURABAYA – Syarifuddin Bassara, Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, membuka sosialisasi dan edukasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) kepada  para  pengusaha angkutan & komunitas otomotif di kota Surabaya dan sekitarnya. Dihadiri Kasat PJR Polda Jatim, AKBP Aris Yudha Legawa, GM PT Jasa Marga Cab Surabaya-Gempol, Raddy R. Lukman, Senior Vice President  Bank Mandiri, Abdul Rosid dan Susatyo Anto Budiyono, dan pejabat Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Subhan Wahydiono.

Syarifuddin Bassara Direktur BI mengatakan acara ini merupakan salah satu bentuk penggalakan dan implementasi penggunaan pembayaran secara non tunai kepada masyarakat, khususnya pembayaran penggunaan jasa jalan tol di gardu-gardu tol.

“Sebagai otoritas sistem pembayaran, misi Bank Indonesia adalah mengelola dan memelihara sistem pembayaran dan pengelolaan uang yang aman, efisien, dan lancer,” jelasnya.

Syarifuddin Bassara menambahkan perluasan elektronifikasi pembayaran dan penggunaan instrumen non tunai diharapkan dapat membentuk sistem pembayaran yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan oleh KPw Bank Indonesia Jawa Timur adalah mendorong implementasi non tunai di jalan tol di wilayah Jawa Timur.

“Penggunaan uang elektronik pada pembayaran jalan tol sudah dimulai beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, jumlah transaksi dengan menggunakan mode tersebut masih sangat minim. Transaksi dengan menggunakan uang elektronik tercatat masih dibawah 10 persen,” jelasnya.

Meskipun demikian, transaksi non tunai di jalan tol secara nasional berada dalam tren yang meningkat, dari 29.044 transaksi/hari di tahun 2009 menjadi 496.212 transaksi/hari di tahun 2015. Masih rendahnya share transaksi non tunai pada transaksi jalan tol tentu perlu ditingkatkan, mengingat Bank Indonesia saat ini telah mengeluarkan izin penerbitan uang elektronik kepada + 20 (dua puluh) penerbit, baik dari Bank maupun lembaga Non Bank.

“Produk pun beragam dari chip based (kartu) maupun server based (hp/nomor telepon). Jumlah instrumen uang elektronik secara nasional hingga bulan Mei 2016 tercatat lebih dari 38 juta instrument,” katanya.

Sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan transaksi non tunai di jalan tol, Bank Indonesia gencar melaksanakan edukasi maupun sosialisasi kepada masyarakat. Salah satu sasaran strategis adalah penyedia jasa layanan angkutan baik angkutan barang maupun penumpang.

Sebagai pengguna jalan tol yang aktif, diharapkan pelaku usaha tersebut dapat beralih dari pembayaran tunai menjadi non tunai dengan menggunakan instrumen uang elektronik yang telah difasilitasi oleh BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) sehingga dapat mengakselerasi  pembayaran non tunai untuk transaksi di jalan tol dan mensukseskan program GNNT. (imm)

Baca Lengkapnya → BI Gandeng Pengusaha Angkutan Sukseskan GNNT

Konsisten Garap Pasar Middle Low Teknologi High

Tingkatkan TKDN 30 Persen

SURABAYA – Persaingan produk smartphone dan tablet yang makin ketat di Indonesia tidak membuat produsen Smartphone dan tablet lokal, SPC Mobile mundur. Produsen smartphone dan tablet lokal konsisten dengan segmen pasar yang dibidiknya yaitu menengah ke bawah dengan harga produk dibawah Rp 1 juta.

Guna memacu penetrasi pasar, SPC Mobile launching tiga produk baru, yaitu tablet P5 Speed dan dua Smartphone 3G, seri S12 Mercury, dan S9 Neptune.
Chief Operating Officer DPC Mobile, Raymond Tedjokusuma, menyebutkan pihaknya tahun ini, produsen smartphone asal Indonesia itu menargetkan penjualan produknya di Jatim mampu naik hingga 15 persen.
"Penjualan SPC Mobile secara nasional mencapai 600.000 unit per bulan. Dari jumlah tersebut, Jatim mampu berkontribusi hingga 40 persen. Artinya, 200.000 produk kami terjual di Jatim setiap bulannya," jelas Raymond.
Karena itu, pihaknya fokus untuk menggenjot penjualan SPC Mobile di Jatim.  Untuk mendongkrak penjualan di segmen middle low, Raymond mengaku, segmen ini menjadi backbone atau penopang penjualan SPC Mobile.

"Dari total penjualan sebanyak 600.000 per bulan, 60 persen disumbangkan dari segmen midlow. Sedangkan 20 persen lainnya dari segmen midle atau menengah dan segmen premium. Karena itu kami fokus menggenjot pangsa pasar segmen midlow," lanjut Raymond.
Dengan peluncuran tiga produk baru, pihaknya optimis target kenaikan penjualan di Jatim hingga 15 persen bakal tercapai. Terlebih, demand dari smartphone dengan kisaran harga dibawah Rp 1 juta masih sangat tinggi.
"Kami yakin tiga produk baru ini bakal membuat Jatim berkontribusi sampai 55 persen dari total penjualan, setidaknya hingga akhir tahun nanti. Jika pasar di Jatim terkerek, penjualan SPC mobile juga ikut naik. Karena Jatim meruakan pasar terbesar SPC Mobile," imbuhnya.
Raymond mengaku optimistis segmen midlow terbaru dari SPC bakal sukses di pasaran. Pasalnya, harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibanding kompetitor.
"Itu karena semua bahan dirakit dari Indonesia. TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) juga mencapai 20 persen. Kami targetkan pada tahun 2017 TKDN meningkat menjadi 30 persen. Sehingga harga bisa makin kami tekan. Dan otomatis mendongkrak penjualan," tandas Raymond.
Sementara untuk teknologinya, di tiga produk baru itu juga ditanamkan aplikasi musik yang diklaim sesuai dengan kebutuhan pasar pengguna Indonesia. Salah satunya menggandeng Nada Kita, aplikasi musik gratis yang dirancang untuk Indonesia oleh Tuned Global. Perusahaan mobile engagement yang difokuskan membantu merek yang menghubungkan pelanggan mereka dengan menambahan nilai dalam k3hidupan sehari-hari.
Con Raso, Managing Director dari Tuned Global, menyebutkan kemitraan keduanya dibangun atas visi yang sama. "Memberikan pengalaman hiburan terbaik dan terjangkau untuk pasar lokal," komentar Con Raso. (imm). 


Baca Lengkapnya → Konsisten Garap Pasar Middle Low Teknologi High

Incar Lima Besar Produk Tekstil

Ekspor

JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional segera menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekaligus masuk dalam jajaran lima besar negara eksportir TPT dunia. Sejumlah langkah akan diambil guna mendukung upaya ini yaitu dengan memberikan kemudahan kepada pelaku industri TPT bukan hanya yang akan bermain di industri  ini tapi juga yang sudah lama berkecimpung.

“Pemerintah menetapkan industri TPT sebagai salah satu sub-sektor pada industri pengolahan yang dikategorikan sebagai industri strategis dan prioritas nasional,”  kata Airlangga, kemarin.

Penempatan industri TPT sebagai industri prioritas karena selain sebagai penghasil devisa negara, industri TPT dinilai sebagai ”jaring pengaman sosial” lantaran mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.

Airlangga menjelaskan, berdasarkan data Kemenperin, sektor padat karya tersebut hingga saat ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak tiga juta orang dengan nilai investasi mencapai Rp 8,45 triliun. Selain itu, kontribusinya cukup signifikan terhadap perolehan devisa dengan nilai ekspor mencapai 12,28 miliar dolar AS pada 2015 dan menyumbang penyerapan tenaga kerja 10,6 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.

Namun, walaupun industri TPT dalam negeri telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional, industri ini sekarang tengah mengalami berbagai tantangan baik yang bersifat internal dan eksternal.

Untuk membentengi pelemahan industri TPT atas dampak pelemahan peekonomian dalam dan luar negeri, Kemenperin bakal memberikan beberapa insentif yang dinilai paling berpotensi mendongkrak nilai ekspor industri TPT, antara lain yaitu pembebasan pajak pertambahan nilai bagi bahan baku industri TPT yang berorientasi ekspor dan kebijakan harga gas yang berskala keekonomian.

Menurut Airlangga, pembebasan pajak pertambahan nilai bertujuan membuat produsen tekstil dan pakaian jadi beralih dari bahan baku impor ke bahan baku produksi dalam negeri. Sedangkan, gas dengan harga yang murah dapat mengurangi beban pengusaha dalam pengeluaran biaya energi karena tarif listrik yang cukup mahal. (imm)
Baca Lengkapnya → Incar Lima Besar Produk Tekstil

Tuesday, 30 August 2016

Kisah Orang Nusantara di Mekkah Awal Abad 19


John L Burckhardt



Buku berjudul Travels in Arabia karangan John Ludwig Burckhardt terbit di London tahun 1829. Buku ini merekam catatan yang kaya akan data dan informasi terkait komunitas orang-orang Nusantara di tanah suci Mekkah-Madinah pada masa awal abad ke-19 M.

Burckhardt (1784—1817) adalah seorang orientalis Inggris asal Swiss yang berhasil menyusup masuk ke tanah suci Mekkah-Madinah (Haramayn) setelah terlebih dahulu melakukan penyamaran yang sukses; mengganti nama menjadi Haji Ibrahim ibn Abdullah, beridentitas seorang Muslim dari Albania, mengenakan pakaian khas Timur Tengah dengan jubah, surban, dan janggut yang menjuntai, dan utamanya kecakapan dalam menguasai bahasa Arab yang nyaris sempurna.

Sebelum mengembarai Hijaz (Haramayn), Burckhardt telah lebih dahulu menjelajahi negeri-negeri Timur Tengah lainnya yang pada masa itu berada di bawah kontrol kekuasaan Turki-Ottoman, seperti Aleppo, Suriah, Jerusalem, Petra (Burckhardt-lah yang dicatat oleh sejarah sebagai sosok yang menemukan kembali kota puba di tengah gugusan tebing sahara ini), Sinai, Mesir, Nubia, dan Sudan.

Ia pun menuliskan pengalaman pengembaraannya itu dalam buku catatan perjalanan yang luar biasa; Travels in Syria and the Holy Land, kemudian Travels in Nubia, dan Arabic Proverbs, or the Manners and Customs of the Modern Egyptians.

Burckhardt berada di Haramayn pada tahun 1814 M. Ia pun merekam beberapa peristiwa penting yang terjadi di Haramayn pada waktu itu, seperti peristiwa pemberontakan golongan Wahabi yang membangkang terhadap pemerintahan Turki-Ottoman, penumpasan atas gerakan tersebut yang dilakukan oleh Ibrahim Pasha dan pasukannya, putera Muhammad Ali Pasha yang merupakan seorang veli (gubernur) Turki-Ottoman untuk elayet (wilayah) Mesir. Atas peristiwa ini, Burckhardt menulis Notes on the Bedouins and Wahabys.


Setelah selesai melaksanakan “faraidh” ibadah haji, Burckhardt pun ikut serta bersama arak-arakan besar kafilah lainnya menuju Madinah guna menziarahi pesarean dan masjid Nabi Muhammad.


Nah, saat itulah Burckhardt bergabung bersama rombongan kecil jemaah haji asal Melayu-Nusantara di dalam arak-arakan kafilah besar itu.


Jarak yang jauh antara Mekkah dan Madinah (sekitar 490 KM) ditempuh dengan berjalan kaki dan naik unta. Tak ada yang berjalan sendiri atau dalam rombongan kecil. Semua Jemaah berangkat secara serentak bersama arak-arakan besar kafilah perjalanan yang jumlahnya bisa ratusan orang. Hal ini untuk meringankan beban perjalanan yang penuh resiko dan bahaya, utamanya ancaman para penyamun dan perompak bengis orang-orang Beduin yang datang kapan saja.

Burckhardt menulis:
“Hari ini aku telah menjalin sebuah hubungan yang lebih akrab dengan teman-teman seperjalananku. Dalam sebuah kafilah perjalanan yang kecil, setiap orang dipaksa untuk dapat berjalan beriringan bersama rombongannya, tidak terpisah darinya. Para rombongan itu adalah orang-orang Melayu, atau sebagaimana disebut di Arab sini dengan sebutan 'Jawi'”.


Selain mereka yang berasal dari pesisir Semenanjung (Malaka), mereka juga ada yang berasal dari Sumatra, Jawa, dan pesisir Malabar. Semuanya adalah (jajahan) Inggris. Orang-orang Melayu pergi rutin berhaji dengan ditemani istri mereka. Sebagian besar mereka ada yang memilih tinggal di Mekkah Mukarramah dalam tempo beberapa tahun lamanya untuk belajar Alquran dan ilmu-ilmu syari’at.


Orang-orang Jawi ini di Haramayn terkenal sebagai orang-orang yang taat beragama, disiplin dalam menuntut ilmu, atau minimal disiplin dalam menjalankan ritual agama Islam mereka. Sedikit dari mereka yang mampu berbicara bahasa Arab dengan sempurna, namun semua dari mereka membaca Alquran, dan sangat bersemangat untuk mempelajarinya meskipun dalam perjalanan.


Mereka menutupi biaya perjalanan dengan menjual kayu (al-Alûh Haits?) yang berkualitas tinggi dan dibawa dari negeri mereka, kerap juga disebut (Mâwardî). Harga satu pound timbangannya adalah tiga sampai empat dolar di negeri asal mereka, dan dijual di Mekkah dengan harga dua puluh sampai dua puluh lima dolar.


Baju mereka yang longgar, rahang mereka yang menonjol, perawakan mereka yang pendek dan kekar, dan gigi mereka yang bertumpuk menjadi ciri khas tersendiri bagi pengidentitasan tipikal orang-orang Jawi. Para perempuan Melayu memakai baju kurung, namun tidak semuannya memakai khimar, juga selendang dari kain sutera yang tersulam, buatan Cina.


Tampaknya mereka adalah bangsa yang memiliki adat yang kukuh, berimbang, berkarakter tenang, namun terkadang juga pelit. Sepanjang perjalanan mereka makan nasi dan ikan asin. Mereka menanak nasi dengan air tanpa diberi tambahan zibdah (minyak samin). Zibdah adalah bahan pakan yang sangat mahal harganya di Haramayn namun mereka sangat menyukainya. Sebagian orang Jawi ada yang datang ke pelayanku meminta zibdah untuk ditambahkan ke periuk nasi mereka. Meskipun mereka memiliki cukup uang, namun pola makan mereka biasa saja (yaitu nasi dan ikan asin).


Namun, mereka pernah terkena laknat para gerombolan pencuri padang pasir. Para pencuri itu menjarah peralatan masak orang-orang Jawi itu; periuk nasi yang sedang dimasak oleh air, nampan mereka berbahan tembaga buatan Cina, dan teko air mereka tidak seperti yang kerap digunakan orang-orang Timur lainnya (biasa untuk mencuci dan wudhu), tetapi orang-orang Jawi ini membawa teko teh Cina yang mahal.

Di sela-sela kebersamaanku dengan orang-orang Melayu itu, aku menjadi memiliki kesempatan untuk bertanya kepada mereka tentang pendapat mereka akan pemerintahan kolonial Inggris di negeri mereka. Yang mengejutkan, ternyata mereka menyatakan kebencian dan permusuhan mereka terhadap pihak Inggris. Mereka juga mensumpah serapahi perilaku orang-orang Inggris dan melaknatnya sampai habis. Hal terburuk yang paling tidak disukai mereka (orang-orang Jawi) dari orang-orang Inggris adalah kebiasaan mabuk-mabukan. Lelaki dan perempuan berbaur menjadi satu dalam hubungan sosial kemasyarakatan.


Meski demikian, orang-orang Melayu ini jarang yang mengkritik masalah keadilan pemerintahan kolonial Inggris. Pihak Inggris justru lebih baik jika dibanding dengan kesewenang-wenangan penguasa lokal orang-orang Melayu (bupati, dll). Jadi, meskipun orang-orang Melayu ini menyerapahi pihak Inggris dengan berbagai sumpah serapah dan laknat durjana, namun mereka juga memberikan pujian kepadanya dengan mengatakan “tapi pemerintahan mereka bagus”. Burckhardt menyebut semua kawasan Nusantara pada masa itu berada di bawah kontrol pemerintahan Inggris, bertepatan dengan masa pemerintahan Gubernur Letnan Sir Thomas Raffles (memerintah 1811—1816).

Di masa yang bersamaan, yaitu perempat pertama abad ke-19 M, saat itu terdapat beberapa ulama Nusantara yang berkiprah di Mekkah, seperti Mahmud ibn Arsyad al-Banjari (putera Syaikh Arsyad Banjar), Fathimah binti Abd al-Shamad al-Palimbani (puteri Syaikh ‘Abd al-Shamad Palembang), Shalih Rawah, Ismail al-Mankabawi al-Khalidi (Minangkabau), ‘Abd al-Ghani al-Bimawi (Bima, Sumbawa), dan lain-lain. (a.ginanjar sya’ban)
Baca Lengkapnya → Kisah Orang Nusantara di Mekkah Awal Abad 19

Mencari Berkah dari Jubah Rasulullah


Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dari sisi fungsi, pakaian digunakan untuk menghangatkan badan ketika cuaca dingin dan menutupi tubuh dari terik matahari. Dalam agama, pakaian digunakan untuk menutup aurat. Pakaian juga berfungsi sebagai penunjuk identitas kelompok.

Ada sebuah kisah menarik soal pakaian. Kisah tersebut terjadi pada masa Nabi Muhammad saw. Suatu ketika datang seorang perempuan kepada Rasulullah membawa jubah. “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menenun (jubah) ini dengan tanganku sendiri supaya aku dapat memakaikannya padamu,” kata wanita itu sambil menunjukkan barang yang ada di tangannya. Kemudian Rasulullah saw mengambilnya, karena beliau butuh jubah tersebut. Setelah itu Rasulullah keluar dengan memakai jubah serta memperlihatkan tenunan wanita tadi kepada para sahabatnya.

Kemudian datanglah seorang laki-laki seraya berkata, ”Sungguh indah jubahmu itu wahai Rasul! Bolehkah kau memakaikannya padaku.” Beliau kemudian masuk dan melipatnya, lalu memberikannya kepada laki-laki yang beruntung tersebut.

Orang-orang lalu berkata kepada pemuda itu, “Demi Allah, sungguh beruntung kamu, (padahal) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memakainya karena butuh jubah itu, kemudian kamu memintanya. Kamu sebenarnya sangat tahu bahwa beliau tidak pernah bisa menolak orang yang meminta.”

Pemuda itu berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidaklah meminta jubah itu untuk aku pakai, tetapi aku minta itu untuk aku pakai sebagai kain kafanku.” Maka jubah itu pun menjadi kain kafan lelaki tersebut ketika ia meninggal dunia.

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas adalah kesesuaian perilaku Rasul dengan Alquran. Seperti yang telah difirmankan Allah dalam kitab-Nya “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” Di sini kita bisa mengatakan bahwa Rasulullah adalah Alquran berjalan. Beliau mempraktikkan Alquran yang telah menjadi wahyu sekaligus petunjuk bagi diri serta umatnya. Dari sini, maka sangat layak bila Allah menyebut beliau sebagai uswah hasanah (teladan yang baik dalam menjalankan agama).


Pelajaran berikutnya, bahwa sang sahabat mengajarkan cara tabarruk (mencari berkah). Yaitu dengan meminta jubah yang pernah dikenakan Nabi. Inilah yang disebut oleh para ulama dengan tabarruk bi adz-dzat (mencari berkah dari benda yang digunakan Nabi). Segala yang pernah melekat pada diri Nabi selalu menjadi rebutan di antara sahabat. Termasuk sehelai rambut beliau. Betapa para sahabat mencintai Rasulnya. Subhanallah.  (nur)
Baca Lengkapnya → Mencari Berkah dari Jubah Rasulullah

Thursday, 25 August 2016

Gus Mus: Beragama Jangan Dipersulit

  • Dai Harus Miliki Ruhuddakwah

MALANG-Islam di Indonesia saat ini lebih banyak memperlihatkan wajah marah daripada ramah. Mengapa begitu? Hal ini karena esensi dakwah telah menghilang dan luput dari karakter pendakwah Muslim di negeri ini. Demikian pesan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam Silaturahmi dan Tausyiah di Masjid Universitas Negeri Malang (UM), kemarin.
Baca Lengkapnya → Gus Mus: Beragama Jangan Dipersulit

Awasi JCH, PPIH Gandeng Keamanan Haram

AHMAD DUMYATI BASORI|KMG
MAKKAH-Ketua Panitia Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ahmad Dumyati Basori beserta jajarannya, mengadakan pertemuan informal dengan kepala keamanan Masjidil Haram Brigader Abdullah bin Muhammad Al Aosimi. Pertemuan yang digelar di kantor Kepala Keamanan Haram ini dihadiri juga oleh Atase Pertahanan KBRI RIyadh Drajad Brimayoga dan wakilnya Dafris M Prabu, Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat, serta Kabid Perlindungan Jemaah Jaetul Mukhlis.
Baca Lengkapnya → Awasi JCH, PPIH Gandeng Keamanan Haram

Info Toko - Peyek Mbah Darmo | Tokopedia

Info Toko - Peyek Mbah Darmo | Tokopedia: Data dan Informasi lengkap alamat, nomor telepon, email kontak dari Peyek Mbah Darmo di Tokopedia
Baca Lengkapnya → Info Toko - Peyek Mbah Darmo | Tokopedia