Wednesday, 31 August 2016

BI Gandeng Pengusaha Angkutan Sukseskan GNNT

Syarifuddin Bassara, Direktur BI Regional Jatim (kanan)
SURABAYA – Syarifuddin Bassara, Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, membuka sosialisasi dan edukasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) kepada  para  pengusaha angkutan & komunitas otomotif di kota Surabaya dan sekitarnya. Dihadiri Kasat PJR Polda Jatim, AKBP Aris Yudha Legawa, GM PT Jasa Marga Cab Surabaya-Gempol, Raddy R. Lukman, Senior Vice President  Bank Mandiri, Abdul Rosid dan Susatyo Anto Budiyono, dan pejabat Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Subhan Wahydiono.

Syarifuddin Bassara Direktur BI mengatakan acara ini merupakan salah satu bentuk penggalakan dan implementasi penggunaan pembayaran secara non tunai kepada masyarakat, khususnya pembayaran penggunaan jasa jalan tol di gardu-gardu tol.

“Sebagai otoritas sistem pembayaran, misi Bank Indonesia adalah mengelola dan memelihara sistem pembayaran dan pengelolaan uang yang aman, efisien, dan lancer,” jelasnya.

Syarifuddin Bassara menambahkan perluasan elektronifikasi pembayaran dan penggunaan instrumen non tunai diharapkan dapat membentuk sistem pembayaran yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan oleh KPw Bank Indonesia Jawa Timur adalah mendorong implementasi non tunai di jalan tol di wilayah Jawa Timur.

“Penggunaan uang elektronik pada pembayaran jalan tol sudah dimulai beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, jumlah transaksi dengan menggunakan mode tersebut masih sangat minim. Transaksi dengan menggunakan uang elektronik tercatat masih dibawah 10 persen,” jelasnya.

Meskipun demikian, transaksi non tunai di jalan tol secara nasional berada dalam tren yang meningkat, dari 29.044 transaksi/hari di tahun 2009 menjadi 496.212 transaksi/hari di tahun 2015. Masih rendahnya share transaksi non tunai pada transaksi jalan tol tentu perlu ditingkatkan, mengingat Bank Indonesia saat ini telah mengeluarkan izin penerbitan uang elektronik kepada + 20 (dua puluh) penerbit, baik dari Bank maupun lembaga Non Bank.

“Produk pun beragam dari chip based (kartu) maupun server based (hp/nomor telepon). Jumlah instrumen uang elektronik secara nasional hingga bulan Mei 2016 tercatat lebih dari 38 juta instrument,” katanya.

Sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan transaksi non tunai di jalan tol, Bank Indonesia gencar melaksanakan edukasi maupun sosialisasi kepada masyarakat. Salah satu sasaran strategis adalah penyedia jasa layanan angkutan baik angkutan barang maupun penumpang.

Sebagai pengguna jalan tol yang aktif, diharapkan pelaku usaha tersebut dapat beralih dari pembayaran tunai menjadi non tunai dengan menggunakan instrumen uang elektronik yang telah difasilitasi oleh BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) sehingga dapat mengakselerasi  pembayaran non tunai untuk transaksi di jalan tol dan mensukseskan program GNNT. (imm)

No comments:

Post a Comment