Sunday, 21 August 2016

Nelayan Lima Desa Berjibaku Dengan Ombak Besar

 Lomba Perahu Tradisional

BANGKALAN- Nelayan dari lima desa di kecamatan Kawanyar  kabupaten Bangkalan harus berjibaku dengan ombak besar untuk memenangkan perlobaan perahu tradisional yang di gelar Karang Taruna RAKA di desa Pesangrahan kecamatan Kwanyar. Nelayan liam desa yang mengikuti lomba perahu tradisonal dalam rangka memperingati HUT RI Ke 71 itu adalah nelayan desa Tebul, Kwanyar Barat, Pesangrahan,  Batah Barat dan nelayan Batah Timur.


“Ada sekitar 18 perahu yang menikuti lomba perahu Tradisional ini, setiap perahu berisi tiga orang,” kata Ketua Panitia Pelaksana Lomba Perahu tradisional, Zainul Imron, Minggu (21/08).

Dikatakan dia, dalam lomba perahu tradisonal ini, para peserta harus melalui rute sepanjang 7 km. Perahu yang yang mengikuti lomba tersebut tidak boleh memakai mesin. “Jadi Perahu di  jalankan dengan layar tidak memakai kekuatan mesin, perahu yang tiba duluan di garis finis, dialah pemenangnya,” katanya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Kwanyar, Eddy Moeljono menjelasakan, lomba perahu tradisional tersebut sudah ada sejak drinya masih kecil.

“Yang saya ingat sejak tahun  1972 lomba perahu tradisional seperti ini sudah dan dan tetap kita pertahankan hingga hari ini,” kaya Yon panggilan akrabnya Eddy Moeljono yang juga Sekdakab Bangkalan ini.

Dijelaskan dia, dulu sewaktu dirinya kecil lomba perahu tradisional tersebut tidak dikoordinasi seperti sekarang ini. Begitu juga perahunya bukan perahu yang dipakai nelayan untuk mencari ikan. “Kalau dulu perahunya pakai kayu sampan, kayu sampan itu di buat perahu lalu di dayung,” tuturnya.

Kades Pesangarahan,  Khoirul Anam kalau di pesngarahan,  mengatakan, tingginya animo masyarakat terhadap lomba perahu tradisional, membuat dirinya untuk tetap mengadakan lomba tersebut setiap tahun.

“Di desa Pesangrahan lomba perahu tradisional ini merupakan even tahunan yang dirindukan masyarakat,” kata Khoirul Anam.

Dikatakan dia, sebelum lomba perahu tradisional yang dikordinasi oleh karang taruna seperti sekarang ini, dulu masyarakat kecamatan kwanyar membawa perahu mereka berlayar bersama-sama pada saat acara rokat Tasek dan pada lebaran ketupat.

“Awalnya dulu tidak di kelola oleh panitia seperti sekarang ini, acara perahu tradisional kumpul pada acara  rokat tasek, lebaran ketupat,” tuturnya.

Ditambahkan Khoirul Anam, acara lomba perahu tradisonal yang sangat diminati oleh masyarakat ini kedepan bisa dikembangkan menjadi wisata bahari. “Ya kalau pemerintah respon, even tahunan seperti ini bisa dijadikan wiasata bahari,” pungkasnya. (min)


No comments:

Post a Comment