Memperkuat Sumber Pembiayaan Ekonomi
SURABAYA - Bank Indonesia (BI)
Provinsi Jawa Timur (Jatim) menyelenggarakan Forum Kajian Ekonomi dan
Keuangan Regional (FKEKR) dihadiri Gubernur Jawa Timur, pimpinan SKPD,
pimpinan Bank dan akademisi di Provinsi Jatim. Tujuannya merumuskan
upaya strategis guna mengatasi kendala pembiayaan pembangunan untuk
mendorong percepatan pembangunan di Jawa Timur.
Gubernur
Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, S.H, M.Hum, Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Jawa Timur, Benny Siswanto, Kepala Kanwil Ditjen
Perbendaharaan Jawa Timur, Kiswandoko serta Rektor Universitas
Paramadina, Prof. Dr. Firmanzah menjadi pembicara dalam forum ini.
Benny
Siswanto, Direktur Eksekutif BI Jatim mengatakan masing-masing
narasumber mencari solusi dalam rangka mendorong peran aktif sektor
swasta dan BUMN untuk menggali sumber-sumber pembiayaan baru, guna
mendorong dan meningkatkan kinerja perekonomian Jawa Timur.
“Berbagai
kebijakan telah dilakukan guna mendorong percepatan pembangunan ekonomi
di Jawa Timur. Di tengah bayang-bayang tekanan perekonomian global dan
rendahnya pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama, pada triwulan II-2016
perekonomian Jawa Timur terakselerasi, dari 5,5 persen (yoy) pada
triwulan I-2016 menjadi 5,6 persen (yoy),” katanya kemarin.
Dari
sisi permintaan, akselerasi didorong oleh peningkatan konsumsi swasta
dan pemerintah, serta akselerasi ekspor yang signifikan didorong oleh
peningkatan ekspor ke Swiss dan Amerika Serikat. Sementara itu,
peningkatan kinerja pertanian dan sektor perdagangan menjadi pendorong
utama akselerasi dari sisi sektoral.
“Akselerasi
pertumbuhan ekonomi didukung stabilitas perekonomian yang terjaga
dengan baik, terutama ditandai oleh inflasi yang rendah dan stabil serta
volatilitas nilai tukar rupiah yang terjaga,” katanya.
Dalam
mendorong percepatan pembangunan, perlu adanya penguatan sumber-sumber
pembiayaan ekonomi antara lain melalui realisasi anggaran pemerintah,
akselerasi pertumbuhan kredit perbankan serta realisasi investasi
langsung (direct investment).
“Dibandingkan
sumber pembiayaan lainnya, nilai kredit perbankan merupakan yang
tertinggi dalam mendukung aktivitas ekonomi di Jawa Timur. Sehingga
kalangan perbankan diharapkan mampu meningkatkan penyaluran kredit
perbankan untuk mendukung pembiayaan ekonomi di Jawa Timur,” ujarnya.
Sementara
itu Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan Pemprov Jatim sangat mendukung
upaya peningkatan pembiayaan ekonomi terutama melalui channel penyaluran
kredit, diantaranya dengan penempatan APBD Pemerintah Provinsi di Bank
Jatim dengan bunga 2 persen per tahun, penjaminan Kredit UMKM oleh
JAMKRIDA, dan kerjasama BAZ dengan BPRS dalam menyalurkan pembiayaan
berbasis syariah.
“Dalam
upaya mendorong peningkatan realisasi investasi, Pemprov Jatim dan BI
terus mendorong implementasi 12 Paket Kebijakan Ekonomi dari Pemerintah
Pusat. Yang menekankan pada Investment Climate-Incentive melalui
berbagai regulasi yang ditujukan untuk mendorong peningkatan konsumsi,
mendorong percepatan pembangunan dan perbaikan infrastruktur,
mempermudah perizinan serta meningkatkan cost efficiency dalam
berinvestasi melalui relaksasi pajak dan pembenahan di sektor logistic,”
kata Pak De Karwo, panggilan Soekarwo.
Di
level daerah, Pemprov Jatim telah merumuskan berbagai kebijakan daerah
yang ditujukan untuk meningkatkan investasi, antara lain percepatan
perizinan PMA&PMDN, percepatan waktu pengurusan sertifikasi tanah,
implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui sertifikasi hak
atas tanah lintas sektor, rencana pembangunan gardu induk, bandara,
infrastruktur laut, jalan tol, dan kereta, dan upaya penurunan Dwelling
Time di Jawa Timur.
“Berbagai
kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat investasi dan
mendukung peningkatan realisasi investasi langsung di Jawa Timur,”
tegasnya. (imm)
Sumber: http://www.ghozalios.tk/2016/08/dorong-percepatan-ekonomi-jatim.html
No comments:
Post a Comment