* Diduga Masukkan Sianida,
Terpapar hingga Gatal-Gatal
JAKARTA-Sekitar empat menit, Jessica Kumala Wongso melakukan gerakan mencurigakan. Gerakan itu dilakukan mulai pukul 16.29.50 hingga 16.33.53 WIB. Gerakan terungkap setelah jaksa penuntut umum (JPU) memutar rekaman closed circuit television (CCTV) Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016).
Pemutaran dilakukan saat mendengarkan ahli digital forensik Polri AKBP Muhammad Nuh dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (10/8) kemarin. Sidang mendudukkan Jessica sebagai terdakwa pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Menurut forensik Polri, Mirna tewas dengan lambung terkorosif oleh sianida. Itu terjadi setelah minum kopi yang dibelikan Jessica di Kafe Oliver.
Pada pukul 16.29.50 WIB, ujar Nuh dalam kesaksiannya, Jessica mulai membuka tas dengan kedua tangannya. Selain itu, Jessica menaruh sesuatu di atas meja. Namun, dia tak bisa memastikan apa yang ditaruh dan gerakan jari. "Pasti ambil sesuatu, apa itu? Saya tidak tahu," jelasnya.
Pantauan Duta di ruang sidang, saat melihat rekaman CCTV tersebut, sebagian pengunjung sidang dan keluarga korban bersorak, "Apa itu, apa itu?" Ayah Mirna, Darmawan Salihin, juga sempat nyeletuk “Pencabut nyawa” saat CCTV menunjukkan Jessica melambaikan tangan ke arah anaknya yang datang di Kafe Oliver. Darmawan datang ke persidangan juga ditemani pengamat telematika Roy Suryo.
Kembali ke gerak-gerik Jessica, gerakannya yang janggal berlangsung hingga pukul 16.30.24. Berselang beberapa detik, sekitar pukul 16.30.55, kata Nuh, Jessica mengambil tataan kecil di atas meja ke dekatnya.
Saat itu juga, Jessica menoleh ke kanan dan ke kiri. Selain itu, gerakan lainnya juga memegang rambut. Kegiatan itu berlangsung hingga pukul 16.32.31. Kemudian pada pukul 16.33.13, Jessica disebut memindahkan gelas es kopi vietnam Mirna yang tadi di depannya ke ujung.
Gelas, kata Nuh, berada di tempat Mirna nanti. Gelas pun masih terhalang tiga paper bag. "Kalau dilihat nanti pada rekaman lain, tempat gelas itu tempat diminum oleh korban (Mirna)," kata Nuh.
Sekitar pukul 16.33.53, Jessica memindahkan tiga paper bag dari atas meja ke belakang sofa. "Masing-masing tangan memegang paper bag dan dilanjutkan ke belakang sofa. Di atas meja tidak ada lagi paper bag dan sudah pindah ke belakang sofa," tutur Nuh.
Nuh menyebut ada 26 CCTV yang dianalisis bersama timnya. "Ada dari kamera depan meja 54, belakang meja 54, ruang koktail, dan kamera kasir, itu lebih dominan," ujarnya.
Tewas Karena Sianida
Dalam sidang tersebut, terdapat beberapa rekaman CCTV yang menjelaskan bahwa Wayan Mirna Salihin keracunan karena setelah meminum kopi yang dipesan Jessica Kumala Wongso. "17.18.47 korban mulai minum. Pukul 17.18.58 korban menggerakkan tangannya di depan mulut dan hidung beberapa kali," ujar Muhammad Nuh dalam kesaksiannya.
"Ada rentang waktu, dari minum sampai berasa selama 7 detik," sambungnya.
Senada dengan pernyataan Nuh, dokter ahli forensik dari Rumah Sakit Sukanto, Slamet Purnomo, yang turut menghadiri persidangan tersebut memastikan bahwa Mirna tewas karena keracunan sianida. "Kalau lihat dari CCTV, gejala ini gejala keracunan sianida. Itu akan menyebabkan terbakarnya jaringan mulut bagian dalam sampai ke lambung. Itu jauh lebih pedih daripada makan yang pedas,” ungkap Slamet.
Slamet juga menjelaskan, beberapa ciri-ciri tanda Mirna keracunan sianida yang bereaksi setelah 7 detik. Oleh karena itu, ia meyakini ada racun ditubuh Mirna. "Waktunya itu tanda-tanda yang khas sekali karena sianida yang tidak bisa disebabkan yang lain. Jadi, yakin itu karena racun sianida, karena ditemukan sianida juga di dalam kopi tersebut," tukas Slamet.
Jessica Gatal Kena Sianida?
Sementara, saksi ahli toksikologi forensik Bareskrim Polri Kombes Pol Nursamran Subandi yang juga melihat rekaman CCTV detik-detik tewasnya Wayan Mirna Salihin mengatakan, kemungkinan besar Jessica menggunakan sianida saat peristiwa di Kafe Olivier.
"Saya lihat tadi di belakang (lihat rekaman CCTV), momen gatal itu banyak. Saya bilang kemungkinan gatal itu karena sianida," ucap Nursamran saat sidang di PN Jakpus kemarin.
Nursamran dihadirkan kembali ke persidangan atas permintaan jaksa penuntut umum. Nursamran dihadirkan sebagai saksi ahli. "Saya lihat tadi dia banyak menggaruk, tapi saya tidak bisa pastikan," ujarnya.
Nursamran tidak bisa memastikan bahwa Jessica menggunakan racun sianida karena dirinya tidak mempunyai data yang valid. "Kepastian itu tidak bisa, harus dengan data. Tapi kalau kemungkinan ada," ucapnya.
Usai sidang Roy Suryo menanggapi keterangan saksi ahli digital forensik Polri AKBP Muhammad Nuh. "Saya (datang) bukan sebagai ahli, tapi teman Pak Darmawan," katanya. Roy mengaku sempat diminta Polda Metro Jaya untuk menjadi ahli dalam kasus kematian Mirna, namun ia menolak. Alasannya karena masih tergabung dalam Partai Demokrat.
Saat dimintai tanggapan perihal kesaksian ahli digital forensik Polri AKBP Muhammad Nuh, Roy menyebut keterangannya sudah valid. "Keterangan ahli IT AKBP Muhammad Nuh luar biasa," ujar Roy.
Jessica Keberatan
Namun, Jessica Kumala Wongso mengaku keberatan dengan keterangan para saksi ahli. Tetapi, Jessica tidak mau menjelaskan kenapa dirinya keberatan. "Keterangan ahli dan kesimpulan banyak yang saya (anggap) keberatan," ujar Jessica di persidangan kemarin.
Jessica akan membeberkan keberatannya pada saat dirinya menjalani sidang pemeriksaan. Jessica juga tak mau bicara panjang soal sidang kemarin. "Saya akan menjelaskan pada sidang pemeriksaan saya nanti, terimakasih Yang Mulia," ujarnya.
Dalam sidang kemarin, jaksa menghadirkan saksi ahli IT, ahli toksologi dan ahli forensik. Kesimpulan ketiga saksi ahli itu pada intinya menyatakan Mirna tewas karena sianida dan ada tindakan mencurigakan dari Jessica.
Sidang yang berlangsung sejak pukul 11.00 WIB, diskors pada pukul 16.50 WIB dan akan dilanjutkan pada pukul 18.30 WIB.
Sementara, Otto Hasibuan, kuasa hukum dari Jessica Kumala Wongso, menanyakan keaslian rekaman kamera CCTV di Kafe Olivier yang diputar dalam persidangan oleh saksi ahli kemarin.
"Pertama harus kita lihat dulu ya yang diputar ini bukan CCTV yang asli. Ini katanya kan hasil dobel, bukan yang asli. Jadi, apa kita bisa yakini kalau itu asli?" ujar Otto di PN Jakpus.
Selain itu, Otto juga mengatakan bahwa apa yang disampaikan saksi ahli memang ada racun sianida yang diambil oleh Jessica. Padahal, kata Otto, rekaman CCTV tersebut tidak begitu jelas.
"Tadi kan jelas banyak tafsir-tafsir karena di otak mereka kan sudah ada sianida. Dia bilang tangannya mengambil sesuatu, jarinya saja enggak kelihatan kok mengambil sesuatu. Kalau mengambil itu kan jari, bukan tangan," ungkap Otto.
Seharusnya, kata dia, saksi ahli dapat menjelaskan dengan rinci gerakan tangan yang dilakukan oleh Jessica ketika membuka dan mengambil sesuatu dari tasnya.
"Seharusnya ahli CCTV yang fair itu harus mengatakan gerakan tangan, kan harusnya begitu. Letakan di tangan, itu yang benar. Tapi kalau dibilang mengambil sesuatu, jarinya saja enggak kelihatan," tandasnya. hud, bsc, kos, dit
No comments:
Post a Comment