Wednesday, 31 August 2016

Konsisten Garap Pasar Middle Low Teknologi High

Tingkatkan TKDN 30 Persen

SURABAYA – Persaingan produk smartphone dan tablet yang makin ketat di Indonesia tidak membuat produsen Smartphone dan tablet lokal, SPC Mobile mundur. Produsen smartphone dan tablet lokal konsisten dengan segmen pasar yang dibidiknya yaitu menengah ke bawah dengan harga produk dibawah Rp 1 juta.

Guna memacu penetrasi pasar, SPC Mobile launching tiga produk baru, yaitu tablet P5 Speed dan dua Smartphone 3G, seri S12 Mercury, dan S9 Neptune.
Chief Operating Officer DPC Mobile, Raymond Tedjokusuma, menyebutkan pihaknya tahun ini, produsen smartphone asal Indonesia itu menargetkan penjualan produknya di Jatim mampu naik hingga 15 persen.
"Penjualan SPC Mobile secara nasional mencapai 600.000 unit per bulan. Dari jumlah tersebut, Jatim mampu berkontribusi hingga 40 persen. Artinya, 200.000 produk kami terjual di Jatim setiap bulannya," jelas Raymond.
Karena itu, pihaknya fokus untuk menggenjot penjualan SPC Mobile di Jatim.  Untuk mendongkrak penjualan di segmen middle low, Raymond mengaku, segmen ini menjadi backbone atau penopang penjualan SPC Mobile.

"Dari total penjualan sebanyak 600.000 per bulan, 60 persen disumbangkan dari segmen midlow. Sedangkan 20 persen lainnya dari segmen midle atau menengah dan segmen premium. Karena itu kami fokus menggenjot pangsa pasar segmen midlow," lanjut Raymond.
Dengan peluncuran tiga produk baru, pihaknya optimis target kenaikan penjualan di Jatim hingga 15 persen bakal tercapai. Terlebih, demand dari smartphone dengan kisaran harga dibawah Rp 1 juta masih sangat tinggi.
"Kami yakin tiga produk baru ini bakal membuat Jatim berkontribusi sampai 55 persen dari total penjualan, setidaknya hingga akhir tahun nanti. Jika pasar di Jatim terkerek, penjualan SPC mobile juga ikut naik. Karena Jatim meruakan pasar terbesar SPC Mobile," imbuhnya.
Raymond mengaku optimistis segmen midlow terbaru dari SPC bakal sukses di pasaran. Pasalnya, harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibanding kompetitor.
"Itu karena semua bahan dirakit dari Indonesia. TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) juga mencapai 20 persen. Kami targetkan pada tahun 2017 TKDN meningkat menjadi 30 persen. Sehingga harga bisa makin kami tekan. Dan otomatis mendongkrak penjualan," tandas Raymond.
Sementara untuk teknologinya, di tiga produk baru itu juga ditanamkan aplikasi musik yang diklaim sesuai dengan kebutuhan pasar pengguna Indonesia. Salah satunya menggandeng Nada Kita, aplikasi musik gratis yang dirancang untuk Indonesia oleh Tuned Global. Perusahaan mobile engagement yang difokuskan membantu merek yang menghubungkan pelanggan mereka dengan menambahan nilai dalam k3hidupan sehari-hari.
Con Raso, Managing Director dari Tuned Global, menyebutkan kemitraan keduanya dibangun atas visi yang sama. "Memberikan pengalaman hiburan terbaik dan terjangkau untuk pasar lokal," komentar Con Raso. (imm). 


No comments:

Post a Comment