JAKARTA- Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencopot Ruhut Sitompul dari koordinator juru bicara Partai Demokrat. Ruhut disebut dicopot karena berkali-kali mengeluarkan pernyataan membela Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama dalam bursa Pilgub DKI Jakarta 2017.
Pencopotan Ruhut diketahui dari pesan berantai di grup WhatsApp kader Partai Demokrat. Ada empat poin pesan SBY tentang pencopotan Ruhut Sitompul dari jubir Demokrat, antara lain.
- Saya mengikuti dinamika perpolitikan dewasa ini dan saya nilai saudara benar-benar tidak mengikuti kebijakan dan garis partai terutama Ketum PD karena pernyataan-pernyataan yang saudara keluarkan tidak mencerminkan posisi PD dan garis saya selaku Ketum PD.
- Sudah cukup sering saya berikan peringatan terhadap pernyataan saudara, tetapi tidak diindahkan. Terus terang ini sangat merugikan kepentingan PD ke depan.
- Melalui sistem yang belaku di PD saya mempertimbangkan tindakan yang tepat untuk saudara. Dan untuk sementara saya menonaktifkan kedudukan saudara sebagai koordinator Jubir PD.
- Untuk diindahkan dan dilaksanakan.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok membenarkan pesan tersebut dari SBY. "Iya itu resmi dari Pak SBY, ada juga kok di grup WA Partai Demokrat, grupnya resmi," kata Mubarok dihubungi wartawan, Senin (22/8).
Menurut dia, Ruhut sudah berkali-kali ditegur SBY. Satu hal yang bikin SBY panas adalah anggota Komisi III DPR itu berulang-ulang menyatakan dukungan ke Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). "Ditegur Pak SBY sudah berkali-kali, di depan kita semua pernah, SBY bilang 'jangan seperti Ruhut',” kata Mubarok.
Mendengar itu para kader yang hadir, kata Mubarok, kompak tertawa. "Kita sampai tepuk tangan, Ruhut tertawa saja. Enggak aneh kita, Demokrat enggak serius menanggapi omongan Ruhut. Namanya juga Ruhut," tuturnya.
Meski berperilaku seperti itu, kata Mubarok, SBY dan kader partai lainnya tetap mempertimbangkan sisi positif Ruhut. Tetapi dengan tabiat seperti itu Ruhut dianggap kurang jika tetap dipertahankan sebagai corong partai. "Ruhut bersih, biarin saja. Tapi untuk Pilkada DKI harus satu enggak boleh ada yang gaduh," tuturnya.
Terpisah, Ketua DPP Didik Mukriyanto menyatakan tak akan ada pemecatan terhadap Ruhut dari keanggotaan Demokrat. Didik mengatakan penonaktifan Ruhut hanyalah penyegaran biasa. "Nggak ada. Pemecatan kader itu kan tentu dilakukan melalui mekanisme formal konstitusi kita. Di kita tidak ada wacana memberhentikan, apalagi memecat Bang Ruhut dari keanggotaan," kata Ketua DPP PD Didik Mukriyanto kepada wartawan, Senin (22/8).
Jubir Dipimpin SBY
Ruhut sendiri membenarkan pencopotan dirinya dari coordinator Jubir Demokrat. Setelah Ruhut dicopot, selanjutnya SBY akan memimpin langsung tim Jubir Demokrat. Hal itu langsung disampaikan SBY kepada Ruhut Sitompul dalam pertemuan keduanya yang berlangsung setelah informasi pencopotan Ruhut menyebar.
"Karena kami pernah melakukan pendidikan kader, semua kader mesti bisa jadi juru bicara. Tapi sekarang Pak SBY. Ini jelas. Ke depan (ujar SBY) Bung Ruhut Sitompul agar lebih fokus lagi menjalani tugas-tugasnya," kata Ruhut, menirukan pernyataan SBY, dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/8).
Menurut Ruhut yang juga ketua DPP Partai Demokrat bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, ada sejumlah pesan yang disampaikan kepadanya. Pesan versi Ruhut itu berbeda dengan yang beredar di grup WA kader Demokrat. Menurut Ruhut, SBY juga meminta agar pesan tersebut disampaikan kepada publik. Pesan itu adalah:
- Tetap aktif dan kritis di Komisi III DPR. Terutama dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Serta komunikasi aktif dengan Ketua Fraksi Partai Demokrat.
- Lebih aktif dalam jabatan di DPP sebagai koordinator Polhukam.
- Mengimplementasikan sikap politik Partai Demokrat Non blok, tak masuk koalisi. Dukung kebijakan pemerintah yang prorakyat.
- Menyangkut isu politik yang sangat sensitif dan berkaitan posisi Partai Demokrat harus lebih memahami posisi Partai Demokrat.
- Saya berharap Bung Ruhut Sitompul tetap kritis dan aktif dengan sikap kebijakan ketua umum. Jika ada yang ingin dikonfirmasikan agar langsung menghubungi ketua umum atau sekretaris jenderal dan ketua fraksi DPR RI.
- Untuk dilaksanakan dan sukses selalu.
Pesan itu langsung ditandatangani oleh SBY.
Ruhut: Ulah Pembisik
Ruhut meyakini perintah pencopotan dirinya sebagai koordinator juru bicara partai bukan berasal dari Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Dia menuding ulah "pembisik" di sekitar SBY lah yang membuatnya dicopot dari posisi itu.
"Ini ulah pembisik-pembisik itu, Amir, Syarief. Mereka enggak senang sama aku, jadi media darling, tiap hari masuk media. Akhirnya ngomong yang enggak-enggak ke Ketum. Mereka takut gue jadi menteri, kalau mau jadi menteri juga udah dari dulu gue terima," ucap Ruhut.
Ruhut pun yakin meski dirinya dicopot dari koordinator juru bicara, dia tidak akan bergeser dari jabatannya saat ini di DPP yang merupakan hasil kongres. "SBY masih sayang sama aku, apa berani mereka keluarkan aku dari Demokrat? Ini cuma ulah para penjilat!" tukas Ruhut.
Ruhut mengaku sedih jika Partai Demokrat dikuasai oleh orang-orang yang memberikan informasi tidak benar kepada SBY. Dia pun mengaku selama ini hanya berpegang pada keyakinannya sendiri meski sikap politiknya berseberangan dengan partai.
"Justru aneh kalau orang seperti aku ini disingkirkan. Aku ini bela Jokowi, menang. Bela KPK yang benar, sekarang gue dukung Ahok. Orang kayak gue ya harusnya diapresiasi dong. Gue ngomong yang bener kok," ucap dia.
Ruhut menolak jika disebut kedekatannya dengan Luhut Binsar Pandjaitan membuat dirinya terlihat pro pemerintah, dibandingkan mendukung partainya sendiri. "Mana ada? Memang selama ini enggak kelihatan. Orang aku kok yang sering jembatani Pak Luhut kalau mau ketemu sama Pak SBY. Aku ini loyal, akan tetap bersama Demokrat walaupun aku dibeginiin. Demokrat memang bukan yang bukan yang pertama, tapi terakhir bagiku," ucap dia.
Ruhut juga memastikan tak akan pindah Parpol. "Demokrat memang bukan partaiku yang pertama, tapi partaiku yang terakhir," katanya.
Ruhut awalnya adalah politikus Partai Golkar, lalu pindah ke PD. Kini dia tak mau loncat ke parpol lain kalaupun akhirnya dipecat PD. "Aku akan sama dengan Ahok, tokoh independen. Aku nggak mau pindah partai, Demokrat terakhir," ujarnya. ful, dit, mer, kos
No comments:
Post a Comment