Thursday 18 August 2016

ITS Juara Mawapres Nasional

Prestasi


SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menunjukkan keunggulannya. Kali ini, prestasi membanggakan diperoleh dari keberhasilan salah satu mahasiswanya yang didaulat sebagai juara I Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Tingkat Nasional 2016 dalam kategori Diploma.

Tahun ini, ITS kembali mengirimkan dua delegasi terbaiknya untuk berjuang di kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI ini. Tahun ini, giliran Malik Afandi sebagai wakil kategori Sarjana dan Zandhika Alfi sebagai wakil ITS untuk kategori Diploma.


Bertempat di Kota Pelajar, Jogjakarta, keduanya bersaing melawan putra-putri terbaik perwakilan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. Dari hasil penilaian dewan juri secara keseluruhan, akhirnya Zandhika Alfi dari ITS berhak menyandang gelar juara I Mawapres Tingkat Nasional untuk kategori Diploma.

“Sempat gugup, semua pesertanya memiliki keahlian masing-masing di bidangnya,” tutur Zandhika, Kamis (18/08). Zandhika menceritakan perjalanan menuju Mawapres tingkat Nasional tidaklah mudah. Semuanya dimulai dari seleksi skala jurusan hingga institut yang dilakukan secara ketat dan selektif.

Berbagai tahapan mulai dari seleksi administasi, presentasi, tes tulis, tes Bahasa Inggirs, hingga wawancara mengenai prestasi pun menjadi hidangan yang harus dilahapnya. Hingga akhirnya mahasiswa Jurusan D3 Teknik Kimia angkatan 2013 ini mampu membawa pulang gelar juara ke kampus teknologi kebanggaan Kota Surabaya ini.

“Semua yang berhasil saya raih ini sepadan dengan apa yang selama ini saya perjuangkan,” imbuh sulung dari dua bersaudara, putra pasangan Wahyu Utomo dan Zantini Muifah ini.

Berbekal karya inovasi tentang garam industri, Zandhika mampu mencuri hati dewan juri. Tak hanya mengenalkan analisa prosesnya saja, Zandhika juga memperlihatkan bagaimana perancangan proses produksinya yang menjadi keahliannya dalam bidang keprofesian Teknik Kimia.  “Uniknya garam saya ini terbuat dari PAC (Poly Alumunium Chloride),” ungkap mahasiswa kelahiran Cirebon, 16 Juli 1995 ini.

Zandhika menambahkan, dirinya juga menyajikan analisa ekonomi produk inovasinya sehingga jelas terlihat dampak besar yang diperoleh petani garam jika memanfaatkan karya ini. Hal ini menjadi penting untuk menjamah semua keahlian juri yang berasal dari berbagai lintas bidang ilmu.
Berbagai dorongan diakui mahasiswa asli Surabaya ini datang membanjirinya. Tak hanya berasal dari keluarga dan teman saja, ITS pun terlihat sangat intensif dalam membina delegasi terbaiknya. Terlihat dari padatnya jadwal pelatihan hingga berbagai dukungan guna menunjang karya tulis yang akan dipresentasikan. “Ini membuat saya semakin semangat mempersembahkan yang terbaik untuk ITS dan alhamdulillah Allah mengabulkannya,” pungkas penghobi baca, touring, dan diskusi ini tersenyum penuh syukur. (end)

No comments:

Post a Comment