Sunday 21 August 2016

Manfaat Pisang Mampu Menyehatkan Otak

Pisang sebagai sarapan di kalangan negara maju menjadi salah satu pilihan terbaik. Campurkan potongan pisang pada sereal, memberikan sumber kalori yang cukup untuk mengawali aktivitas. sebuah penelitian yang diikuti 200 pelajar, membuktikan bahwa konsentrasi belajar mereka meningkat sejak menjadikan menu pisang pada sarapan.


Kandungan kalium pada pisang, memberikan stimulun pada otak. Pada bayi yang baru memulai memakan makanan padat, pisang menjadi pilihan yang baik karena bertekstur lembut dan baik untuk perkembangan otak bayi.

Seorang ibu hamil memerlukan konsumsi yang baik untuk dirinya dan janin yang dikandung. Asam folat membantu mencegah cacat bawaan pada anak. Sekitar 85-100 kalori terkandung dalam pisang, hal ini penting untuk pembentukan sel-sel baru pada janin. Selain itu pisang dapat mengurangi morning sickness pada ibu hamil dan menjaga kadar gula darah tetap stabil pada ibu hamil.

Untuk lebih menunjang pertumbuhan janin yang sehat, diperlukan juga mengkonsumsi kacang-kacangan untuk mendapatkan manfaat kacang hijaudan manfaat kacang merah.

Manfaat pisang mencakup banyak hal, mulai pada kebutuhan asupan makanan sehari-hari, media pengobatan hingga untuk ibu hamil. Mulailah menjadikan pisang sebagai salah satu menu makanan anda.



Bintik-bintik hitam pada buah pisang berpontesi membantu para ahli menemukan cara yang cepat dan mudah dalam menemukan kanker kulit. Harapannya, angka kesembuhan pasien semakin besar.

Saat pisang sudah matang, kulit mereka akan diselimuti oleh bintik-bintik kehitaman yang disebabkan oleh enzim bernama tirosinase. Enzim yang sama juga muncul di kulit manusia, dan muncul dalam jumlah besar pada orang yang menderita melanoma, jenis kanker kulit mematikan.

Tim ilmuwan mengamati kesamaan tersebut untuk membangun pemindai kanker, yang nantinya bisa diuji pada kulit pisang sebelum pada jaringan manusia.

Peneliti dari Laboratory of Physical and Analytical Electrochemsitry di Swiss menyimpulkan bahwa enzim itu bisa menjadi penanda yang bisa diandalkan untuk mengukur pertumbuhan melanoma.

Di stadium awal atau kanker stadium satu, enzim itu tak terlalu terlihat, lalu mulai menyebar di stadium dua, serta mulai tidak merata di stadium 3, padahal saat itu kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain.

Makin dini kanker ditemukan, makin besar peluang kesembuhannya. Menurut American Cancer Society, kemungkinan seseorang mampu bertahan hidup sampai 10 tahun mencapai 95 persen jika melanoma dideteksi di stadium satu, sementara peluangnya turun menjadi 43 persen jika diketahui saat stadium 3.

Tim peneliti lalu membuat alat pemindai dan mengujinya pada bintik hitam di kulit pisang, yang ukurannya sama dengan titik melanoma di kulit manusia.

"Dengan mengujinya pada buah, kita bisa membuat dan mengujinya sebagai metode diagnositik sebelum dicoba pada hasil biopsi manusia," kata ketua peneliti Hubert Girault.

Girault yakin alat pemindai itu suatu saat bisa dipakai untuk menghancurkan tumor, sehingga kemoterapi tidak lagi diperlukan.  

Sumber: Biangnews.com

No comments:

Post a Comment