Thursday, 28 April 2016

Harga Anjlok, Bisnis Migas Tertolong Konsumsi

SURABAYA – Harga minyak bumi pekan ini sudah mencapai angka  40 dolar AS per barrel. Meningkat tipis dibandingkan beberapa pekan lalu yang sampai di angka di bawah 30 dolar AS per barel. Meskipun harga belum sesuai harapan produsen, Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa , Ali Masyhar memastikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) akan terus menggenjot produksi minyak mereka.


Memang harganya masih tidak menggembirakan. Apalagi dibandingkan saat 2015 lalu yang mencapai angka 110 dolar AS per barrel. Sekarang harga minuman kemasan justru lebih mahal dari harga minyak mentah, padahal industri hulu Migas butuh dana yang sangat besar untuk bisa memproduksi minyak mentah,” ungkap Ali Masyhar, saat ditemui media di kantornya pada Selasa (26/4/2016).



Di tengah tekanan harga minyak mentah yang tak lagi ekonomis untuk bisnis hulu Migas, Ali mengaku tetap optimis bisnis Migas masih belumlah menemui masa suram. Sebab sebagian besar masyarakat Indonesia masih sangat tergantung pada Minyak dan Gas sebagai sumber energi mereka.
Kendaraan bermotor masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Begitu juga listrik, dimana pembangkitnya masih banyak yang menggunakan Migas sebagai sumber utama untuk memproduksi listrik,” tegasnya.


Hal itu juga yang membuat wilayah Jabanusa menyumbang 25% dari total produksi nasional 825 ribu Barrel Oil Per Day (BOPD) yakni dengan total produksi 222 ribu BOPD. Dimana penghasil minyak terbesar saat ini Mobil Cepu Ltd yakni sebesar 165.388 BOPD dan yang kedua Pertamina EP Asset IV sebanyak 20 ribu BOPD per 31 Maret 2016.



Saat ini ada 15 perusahaan KKKS yang sudah berproduksi minyak maupun gas. Dan akan terus ditingkatkan, karena konsumsi Migas masyarakat Indonesia lebih dari produksi nasional Migas saat ini,” tandasnya. (end)

No comments:

Post a Comment