Sunday 20 March 2016

Air untuk Kesehatan, Berapa Banyak Harus Minum Air Sehari

AIR putih dan air putih. Sejak zaman dahulu, orang tua kita kerap mengingatkan kalau bangun pagi banyak minum air yang diembunkan di gentong yang terbuat dari tanah. Tanpa ada pertanyaan lenih jauh, ternyata apa yang disarankan orangtua benar adanya. Bahwa air putih sangat diperlukan tubuh untuk metabolisme tubuh dan membuat sirkulasi tubuh seimbang sehingga menjauhkan dari banyak penyakit.


Minum air sangat penting untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh. Minuman terbaik adalah air putih karena tidak mengandung kalori, zat yang bersifat diuretik, dan tidak mengandung bahan pengawet maupun pewarna.



Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) Budi Wiweko mengatakan masih banyak masyarakat belum sadar pentingnya minum air atau mengetahui berapa banyak kebutuhan cairan untuk tubuh.


"Hidrasi itu faktor nutrisi yang terlupakan. Hidrasi sangat penting kaitannya dengan kesehatan," ujar dokter yang disapa Iko dalam jumpa pers Indonesian Hydration and Health Conference (IH2C).


Perlu diketahui, Kebutuhan asupan cairan setiap orang berbeda-beda, tergantung usia, berat badan, penyakit, hingga iklim. Kebutuhan air pada bayi atau anak-anak dan lanjut usia tentunya lebih sedikit dibanding orang dewasa sehat. Normalnya, remaja dan dewasa sehat perlu minum air putih 8 gelas per hari atau dua liter.


"Minum air 8 gelas per hari itu sangat vital. Tidak boleh dilupakan," kata Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM Fiastuti Witjaksono dalam acara yang sama. Namun, pada orang gemuk, kebutuhan cairan juga lebih banyak.


Fiastuti menjelaskan, cara menghitung kebutuhan air adalah 30 ml per kilogram berat badan. Jika berat badan 90 kg, maka kebutuhan cairan sekitar 2700 ml.


Bagaimana dengan ibu hamil? Kebutuhan cairannya tentu juga berbeda. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Shanty Olivia F Jasirwan mengungkapkan, kebutuhan air bagi ibu hamil bertambah 300 ml. Sedangkan, ibu menyusui bertambah lebih banyak, yaitu 500-600 ml.


Fiastuti menambahkan, tanpa disadari manusia setiap hari bisa mengeluarkan cairan sebanyak 1300-3500 cc. Saat bernapas, cairan yang keluar sekitar 250-350 cc. Kemudian buang air kecil 500-1000 cc dan buang air besar sebanyak 100-200 cc.
Saat cuaca panas dan aktivitas tinggi, cairan akan lebih banyak keluar. Untuk itu sangat penting menjaga asupan cairan agar tidak dehidrasi dengan mengetahui berapa banyak cairan yang dibutuhkan tubuh.


Kurang minum air putih bisa menyebabkan dehidrasi. Efeknya, selain menyebabkan kulit terasa kering, pusing, dan mengganggu metabolisme tubuh, ternyata juga bisa menyebabkan kita menjadi tidak fokus.


Anggota Divisi Research and Scientific Indonesian Hydration Working Group (IHWG) Shanty Olivia F Jasirwan menjelaskan, air diperlukan untuk fungsi kognitif dan meningkatkan konsentrasi.


"Air dibutuhkan untuk peredaran darah ke otak sehingga konsentrasi lebih baik," kata Shanty jumpa pers Indonesian Hydration and Health Conference (IH2C) di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (16/3/2016).


Seperti ditulis dalam buku berjudul Mitos atau Fakta Air dan Hidrasi, kekurangan air satu persen berat badan saja sudah mengganggu kerja otak dan kemampuan berpikir. Kemudian, jika kurang 2 persen berat badan, bisa mengakibatkan penurunan konsentrasi dan daya ingat sesaat.


Ketua IHWG Budi Wiweko menambahkan, sebuah penelitian di Amerika Serikat telah membuktikan, kurang air atau dehidrasi berdampak buruk pada kecerdasan dan pendidikan anak.


"Diteliti, anak-anak yang dehidrasi ternyata pendidikannya enggak bagus," kata Budi. Sementara itu, penelitian Armstrong dan Lieberman pada pria dan wanita dewasa sehat juga membuktikan kaitan antara kurang minum dengan kerja otak.


Mereka yang kekurangan air sebanyak 1,5 persen dan 1,3 persen dari berat badan, mengalami gangguan kognitif dan mood. Pada wanita sering kali mengalami kelelahan. Dampak buruk dehidrasi yang sering tak disadari antara lain menurunkan stamina dan produktivitas kerja, hingga meningkatkan risiko kecelakaan kerja karena kurang konsentrasi. (imm/kom)

No comments:

Post a Comment