Wednesday 9 March 2016

Pendapatan Telkom Tembus Rp 100 Triliun

Dorong  Bisnis Digital

 SURABAYA - Kinerja PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) sepanjang tahun 2015 memberikan indikasi pertumbuhan yang menggembirakan. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan pendapatan yang mencapai dua digit, yakni 14,2% atau sebesar Rp 102,47 triliun, sedangkan pada tahun 2014 tercatat  Rp 89,70 triliun. Adapun laba bersih mencapai Rp 15,49 triliun atau tumbuh 7%.

Pertumbuhan pada pendapatan operasi  dipicu oleh pertumbuhan yang terjadi pada pendapatan Data, Internet danIT Services yang mencapai 37,5% menjadi Rp 32,69 triliun. Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh peningkatan yang signifikan jumlah pelanggan layanan  broadband  baik  fixed  maupun  mobile.


Jumlah pelanggan fixed broadband pada 2015 tercatat mencapai 3,98 juta pelanggan atau tumbuh 17,2% dibanding tahun sebelumnya. Jumlah tersebut termasuk pelanggan IndiHome yang pada tahun 2015 mencapai di atas 1 juta pelanggan baru. Sementara pelanggan mobile broadband mencapai 43,79 juta pelanggan atau tumbuh 40,3%.

“Pertumbuhan yang cukup pesat pada layanan broadband tidak terlepas dari perluasan infrastruktur fiber optic dan BTS 3G/4G sesuai arah strategi perusahaan menuju digital company,” jelas Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga.

Menurutnya pertumbuhan pada pendapatan data, internet dan IT Services ini mencerminkan strategi perusahaan dalam menumbuhkan bisnis digital. Pada bisnis selular Telkom masih menjadi market leader dengan jumlah pelanggan mencapai 152,64 juta yang berarti tumbuh sebesar 8,6%. Pada periode yang sama, BTS selular bertambah sebanyak 17.869 unit, sehingga total BTSselular pada 2015 mencapai 103.289 unit yang berarti tumbuh 20,9%.

Dari sisi EBITDA, pencapaian pada 2015  sebesar Rp 51,42 triliun, tumbuh sebesar 12,6% dari periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar Rp 45,67 triliun. Sementara EBITDA Margin bertahan pada level 50,2%.

Dari sisi beban operasi, pertumbuhan total beban mencapai 15,8% dari Rp 60,49 triliun pada 2014 menjadi Rp 70,05 triliun pada tahun 2015. Pertumbuhan total beban ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan dari beban Operation, Maintenance & Telecommunication Service yang naik sebesar 26,1% menjadi Rp 28,12 triliun, dan beban depresiasi & amortisasi naik sebesar 8,2% menjadi Rp 18,53 triliun. Hal ini terutama karena agresivitas pembangunan dan modernisasi infrastruktur khususnya broadband.

Laba bersih perusahaan yang tumbuh 7% sesungguhnya dipengaruhi oleh adanya program Pensiun Dini. Program ini merupakan langkah strategis yang diambil perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang menuju digital company. Bila tanpa program Pensiun Dini tersebut, laba bersih Perusahaan 2015 tumbuh 10,8%. Imm




No comments:

Post a Comment