Thursday 31 March 2016

Datangkan Dokter Ahli untuk Deteksi Alergi pada Anak

Sarihusada Edukasi Masyarakat


Sebagai perusahaan yang memproduksi nutrisi ibu hamil, menyusui dan anak-anak. PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) merasa perlu untuk melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya konsumen yang sudah setia menggunakan produk mereka.



Sarihusada merupakan bagian dari Danone Nutricia Early Life Nutrition, sebuah perusahaan nutrisi yang tersebar di beberapa negara di duniadengan lebih dari 100 tahun pengalaman menyediakan nutrisi terbaik bagi buah hati. Didukung lebih dari 400 ilmuwan, Danone Nutricia Early Life Nutrition telah menghasilkan 263 penelitian dan147 inovasi mengenai ASI dan nutrisi awal kehidupan.

Sebagai bukti komitmen Danone Nutricia Early Life Nutrition terhadap nutrisi telah berhasil dibuktikan sebagai Peringkat 1 Penghargaan Internasional Access to Nutrition Index (ATNI) pada tahun 2013

Karena itu, mewujudkan komitmen itu dengan menggelar nutritalk untuk memberikan edukasi pada orang tua tentang banyak hal. Salah satunya pengetahuan tentang alergi susu sapi yang dikemas dalam acara Nutrisi Tepat di Awal Kehidupan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Alergi Protein Susu Sapi di JW Marriott Surabaya, Kamis (31/03).


Dalam acara ini dihadirkan dua dokter ahli Dr.dr.Anang Endaryanto, SpA(K), Ahli Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo, dan Dr.dr.Ahmad Suryawan, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo.

Dalam kesempatan itu, dr Anang Endaryanto mengatakan anak-anak yang lahir dari kedua orang tua yang memiliki riwayat alergi punya risiko alergi sebesar 40 hingga 60 persen.  Risiko lebih besar lagi terjadi pada anak-anak dengan kedua orang tua yang memiliki riwayat alergi dan manifestasi sama, yaitu sebesar 60 hingga 80 persen.


Anak dengan salah satu orang tua memiliki riwayat alergi berisiko mengalami alergi sebesar 20 hingga 30 persen. Jika saudara memiliki riwayat alergi, anak berisiko mengalami alergi sebesar 25 hingga 30 persen. Bahkan anak dengan orang tua yang tidak memiliki riwayat alergi pun berisiko mengalami alergi sebesar 5 hingga 15 persen.

“Sebesar apapun risiko alergi yang dimiliki anak, penanganan sedini mungkin perlu ditempuh, sehingga anak terhindar dari dampak jangka panjang alergi dan tumbuh kembang tidak terhambat.  Penanganan tersebut adalah mengenal gejala alergi, alergen pemicu, dan memantau asupan nutrisi,” ujar dr Anang.


Pada Nutritalk kali ini juga diperkenalkan Kartu Deteksi Dini UKK Alergi Imunologi yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Kartu yang memuat nilai risiko keluarga pada ayah, ibu dan saudara kandung ini dapat membantu orang tua untuk menghitung risiko alergi pada anak sehingga penanganan alergi dapat dilakukan sedini mungkin dan sekomprehansif mungkin.

“Kami membantu memperkenalkan tool dan menyelenggarakan diskusi ini sebagai bagian dari komitmen kami memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai alergi dan langkah-langkah praktis yang dapat di lakukan,” kata Arif Mujahiddin, Head of Corporate Affairs Sarihusada. (end/mam)


No comments:

Post a Comment