Tuesday 22 March 2016

Tiko Pimpin Bank Mandiri, Ungguli 3 Bankir

JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) secara resmi menunjuk Kartika Wirjoatmo‎djo sebagai direktur utama (Dirut) perseroan mengantikan Budi Gunadi Sadikin, dengan masa jabatan 2016-2019. Kartika dinilai memiliki kredibilitas yang baik dan bisa membawa bank yang identik dengan warna biru itu semakin maju.


Dia terpilih setelah unggul dari beberapa nama calon di bursa pemilihan dirut Bank Mandiri. ‎Mereka adalah Direktur Treasury & Market Bank Mandiri Pahala N Mansury, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk Maryono, dan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Asmawi Syam.



"Saya berterima kasih kepada Bapak Budi Gunadi Sadikin yang telah membawa Bank Mandiri menjadi lebih baik. Ke depan pasti akan lebih berat dan banyak tantangan untuk membawa perseroan ini menjadi lebih besar lagi," ujar pria yang akrab disapa Tiko ini dalam sambutannya usai RUPST di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (21/3)


Dia juga memohon dukungan kepada semua stakeholder dan seluruh pemegang saham supaya Bank Mandiri lebih baik lagi. Pria kelahiran Surabaya, 18 Juli 1973 ini meyakini Bank Mandiri bisa memberi kontribusi lebih banyak bagi bangsa Indonesia.


"Kami yakin, Bank Mandiri bisa memberi kontribusi lebih untuk masyarakat Indonesia dan bisa menjadi pemain di regional dalam waktu yang tidak terlalu lama," tandasnya.


Cukup beralasan bila para pemegang saham memilih Tiko untuk memimpin bank yang per 2015 beraset Rp910 triliun, dengan laba bersih Rp20,30 triliun dengan harga saham Rp10.250 per lembar.


Dia adalah bankir dengan karakter dan kepemimpinan yang kuat, serta berani mengambil keputusan dengan cepat dan itu sudah terbukti ketika dia menjadi Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kartiko baru menjabat sebagai direktur Finance dan Strategy Bank Mandiri sejak awal tahun lalu.


Namun, Tiko juga sudah lama menjadi bagian dari Bank Mandiri. Sebelum di LPS, beberapa posisi yang pernah dipegang Kartiko adalah Dirut Indonesia Infrastructure Finance, managing director Mandiri Sekuritas, senior vice president dan group head strategy and performance Bank Mandiri. Alumni Universitas Indonesia (UI) ini pernah menjadi Konsultan di Boston Consulting Group dan Penasihat PriceWaterhouse Cooper.


Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno juga mengemukakan alasannya memilih Tiko.  "Baik, sebagai pemimpin. Beliau mempunyai visi yang jelas dan juga pengetahuan mengenai perbankan secara detil dengan pengalaman beliau di berbagai tempat termasuk juga menjadi anggota DK LPS," kata Rini di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (21/3).Rini berharap Tiko bisa mempersiapkan Bank Mandiri untuk berkompetisi secara terbuka, secara global dan terus mengembangkan diri sebagai salah satu bank terbesar. "Secara aset memang bank mandiri terbesar, tapi secara keuntungan. Itu kalah dengan BRI. Jadi ke depan itu bagaimana meningkatkan efisiensi Bank Mandiri sendiri, tapi juga mengembangkan Bank Mandiri itu keluar (negeri).


"Bukan hanya di Indonesia tapi aktivitas di luar negeri itu sangat penting (BUMN) kita menjadi pemain global. Kita harus bisa melakukan atau mempunyai aktivitas di luar (negeri)," kata Rini.



Buka di Malaysia-Singapura

Apa yang diharapkan Menteri BUMN Rini Soemarno jadi kenyataan. Sebab, di bawah pimpinan Dirut baru, PT Bank Mandiri Tbk langsung memasang target cukup kencang, yakni membidik pasar regional. Salah satunya caranya dengan menambah  kantor cabang di luar negeri.


Tiko  mengatakan, untuk memuluskan rencana tersebut, pihaknya telah menyusun sejumlah langkah. Salah satunya adalah menyiapkan kelengkapan dokumen dan administrasi perbankan di Otoritas Jasa Keuangan.


"Kita melihat dalam tiga atau lima tahun kita ingin ada kontribusi di kawasan regional. Jangka pendek yang pasti ada proses di OJK untuk mendapatkan license supaya bisa menambah cabang di Malaysia dan Singapura," ujar Tiko.


Ia menyadari, bukan hal mudah untuk bisa membuka kantor cabang yang bisa beroperasi penuh di kedua negara tersebut. Sebab, bank asing di dua negara itu hanya bisa melakukan satu jenis layanan saja, misalnya remitansi.


Namun, saat ini pemerintah sedang bernegosiasi agar dua negara ini membuka kesempatan bagi bank Indonesia untuk melakukan kegiatan perbankan secara penuh. Selain masalah administrasi, salah satu tantangan pendirian kantor cabang di Malaysia dan Singapura adalah syarat permodalan minimal yang harus dimiliki.


Hal ini untuk memastikan, kantor cabang tak mengalami gangguan likuiditas sehingga bisa menganggu pasar keuangan di Singapura dan Malaysia.


Mengenai masalah permodalan, Tiko mengatakan, Bank Mandiri sudah sangat siap. "Permodalan kita berada di kisaran Rp 120 triliun dan kita baru menyelesaikan revaluasi aset kita. Atau mungkin kita akan naik sekitar Rp 27 triliun lagi. Jadi permodalan kita kalau dikurangi dividen sekutar Rp 138 triliun- Rp 140 triliun. Jadi kita cukup kuat secara permodalan," papar dia. (bsn/dit/kcm)


Komisaris Baru
Komisaris Utama              : Wimboh Santoso
Wakil Komut                      : Imam Apriyanto
Komisaris                             : Suhwono
Komisaris                             : Askolani
Komisari                               : Ardan Adiperdana
Komisaris Independen  : Goei Siaou Hong
Komisaris Independen  : Aviliani
Komisaris Independen  : Bangun Satwiko Mulyono
Komisaris Independen   : Cahaya Dwi Rembulan Sinaga
Komisaris Independen   : Abdul Aziz

Direksi Baru
Dirut            : Kartika Wirjoatmodjo
Wakil Direksi : Sulaeman Arif
Direktur        : Royke Tumilaar
Direktur        : Herry Gunardi
Direktur        : Ogi Prastomiono
Direktur        : Pahala N Mansyuri
Direktur        : Kartini Sally
Direktur        : Ahmad Siddik Badruddin
Direktur        : Tardi
Direktur        : Rico Usthavia Frans

No comments:

Post a Comment