Saturday 20 February 2016

Peneliti Unair Siap Membuat Vaksin Zika

Virus zika sudah membuat masyarakat seluruh dunia menjadi resah. Virus ini sudah membuat masyarakat ketakutan karena bisa menyebabkan kematian. Namun, tenaga ahli dari Universitas Airlangga (Unair) siap membuat vaksinnya.
Ketua Avian Influenza Research Center Universitas Airlangga (AIRC Unair) Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom MS mengungkapkan pihaknya sanggup membuat vaksin Zika hanya dalam kurun waktu enam bulan jika diperlukan pemerintah.

Ia mengatakan, Tentunya, pihaknya juga akan bekerjasama dengan industri vaksin nasional, seperti PT. Bio Farma Bandung, yang selama ini telah kerjasama dg AIRC-Unair.“Virus Zika belum perlu ditakuti di Indonesia. Namun kalau Unair ditugaskan membuat vaksi oleh pemerintah atau menteri kesehatan, maka Unair menyatakan siap untuk membuatkannya,” tegas Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom MS.

“Sebenarnya Pembuatan vaksin zika itu, lebih mudah dibandingkan vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) yangg sampai saat ini belum pernah dihasilkan. Karena struktur virus DBD yang rumit. Sedangkan AIRC juga telah membuat beragam vaksin terkait penyakit tropis,” ujarnya.
Ahli vaksin Unair ini menjelaskan, beberapa virus yang pernah menjadi wabah di Indonesia seperti vaksin flu burung, vaksin pandemic, vaksin mers, dan vaksin flu haji dan umroh ini pernah dihasilkan.
“Untuk saat ini yang ada beberapa pilihan vaksin dan itu saya anggap perlu untuk dikerjasamakan seperti vaksin polio dan vaksin virus Rota,” tuturnya.
Demikian banyak kemampuan para ahli asal Indonesia ini, menurutnya masyarakat tidak perlu khawatir terhadap isu penyakit Zika. Karena virus ini bisa diantisipasi dengan menjaga daya tahan tubuh atau immune manusia.
“Indonesia merupakan negara yang Paling subur dan banyak penghasil empon-empon (rempah-rempah,red) dan itu adalah bisa digunakan untuk antisipasi guna menangkal viru-virus seperti zika ini. Namun, kalau memang kami butuhkan negara untuk membuat vaksin Zika, kami juga siap,” tandasnya.
Intitute Of Tropical Disease (ITD) Unair mengklaim mampu mendeteksi virus Zika dengan menggunakan Real Time Polymerase Chain Reactilon (RTPCR). hal tersebut yang diungkapnkan oleh Kepala ITD Unair, Prof. Maria Inge Lusida MD PhD.
Beberapa laboratorium riset lainnya juga telah memiliki alat scrrening virus ini. Hanya saja tidak semua laboratorium riset memiliki tenaga ahli untuk melakuan analisa menggunakan alat ini.
“Karena teknik analisa tidak hanya didukung dengan kelengkapan alat tetapi pengembangan dari analisa identifikasi virus, namun juga memiliki tenaga ahli didalamnya,” ujar Prof Maria Inge.
Ia mengatakan, Saat ini ITD Unair punya 4 tenaga ahli yang bisa mendeteksi beragam virus lewat peralatan itu.  “Prinsip dasar alat ini yaitu memperbanyak gen dalam virus yang bereaksi dengan serum tertentu. Misalkan dengan serum A diketahui virus tertentu akan bereaksi, maka saat dilakukan scrrening akan terlihat jumlah virus ini lebih banyak,” jelasnya.
Alat ini lanjutnya dapat bekerja secara kuantitatif pada komputer setelah sampel dimasukkan dalam alat. Untuk mendeteksinya juga telah ada standar identifikasi virus.
“Untuk memastikan virus Zika perlu waktu hingga 1 minggu. Dari hasil deteksi virus DBD, terlihat virus jenis lain yang belum dikenali. Analisa kecurigaan ini bisa sampai 2 hari dan kemudian dilakukan pemastian dengan berbagai pengujian hingga 5 hari,” tandasnya.
Diketahui Virus Zika termasuk Jenis Flavivirus, yang sama dengan virus dengue dan Chikungunya, virus Zika ini termasuk Arthropod Borne Virus (Arbovirus) jadi memerlukan vektor sebagai pembawa sehingga menular dari satu orang ke orang lain, yaitu nyamuk. Dan spesies nyamuknya juga sama dengan penyebab Demam Berdarah Dengue yaitu Aedes Aegepty dan Aedes Albopictus.

Nyamuk Aedes merupakan jenis nyamuk yang aktif di siang hari, dan dapat hidup di dalam maupun luar ruangan. Virus zika juga bisa ditularkan oleh Wanita Ibu Hamil pada janinnya selama masa kehamilan. Siapapun yang tinggal atau mengunjungi area yang diketahui terdapat virus Zika memiliki risiko untuk terinfeksi dan tertular virus zika ini termasuk ibu hamil.Virus Zika merupakan salah satu virus dari jenis Flavivirus. Virus ini memiliki kesamaan dengan virus dengue, berasal dari kelompok arbovirus. Virus Zika ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang menjadi vektor penyakit Zika adalah nyamuk Aedes, dapat dalam jenis Aedes aegypti untuk daerah tropis, Aedes africanus di Afrika, dan juga Aedes albopictus pada beberapa daerah lain.
Satu  diantara lima orang yang terinfeksi virus zika menunjukkan gejala. Adapun gejala infeksi virus zika diantaranya demam, kulit berbintik merah, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, kelemahan dan terjadi peradangan konjungtiva.
Pada beberapa kasus zika dilaporkan terjadi gangguan saraf dan komplikasi autoimun. Gejala penyakit ini menyebabkan kesakitan tingkat sedang dan berlangsung selama 2-7 hari.
Penyakit ini kerap kali sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan medis. Pada kondisi tubuh yang baik penyakit ini dapat pulih dalam tempo 7-12 hari.
Pada beberapa kasus suspek Zika dilaporkan juga mengalami sindrom Guillane Bare. Namun hubungan ilmiahnya masih dalam tahap penelitian. Pada minggu pertama demam, virus Zika dapat dideteksi dari serum dengan pemeriksaan RT-PCR. (end/bbs)

No comments:

Post a Comment