Tuesday 16 February 2016

Perlu Banyak Pameran Pacu Produk Lokal

*Pameran Bank & UMKM

SURABAYA – Tingginya minat masyarakat mengunjungi pameran menyebabkan transaksi pameran Bank & UMKM Expo  di Grand City Convex Surabaya mencapai Rp 4,8 miliar. Pameran yang diikuti peserta dari perbankan, konvensional dan syariah, instansi pemerintahan, UMKM binaan, asuransi, pasar modal, developer properti, dan 16 stan industri pendukung ditutup Benny Siswanto Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dan R. Soeroso sebagai Direktur Utama Bank Jatim.

"Angka yang tercatat tersebut melebihi ekspektasi dari pihak Bank Jatim selaku Ketua Pelaksana," kata Direktur Utama Bank Jatim  R. Soeroso kemarin.


Menurutnya Bank & UMKM Expo yang digelar dua tahunan oleh Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Wilayah Jawa Timur didukung oleh Pemprov Jatim, Bank Indonesia Jatim, dan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK itu melibatkan industri perbankan  dan para pelaku usaha mikro kecil-menengah dan dihadiri 19.331 pengunjung.

"Terima kasih kepada semua peserta pameran yang telah bersedia ikut untuk memeriahkan acara Expo Perbankan dan UMKM 2016,” ujar Soeroso.

Menurut dia, melalui penyelenggaraan acara seperti ini, bank-bank akan semakin terpacu untuk tetap berkontribusi melalui pembiayaan pembiayaan yang ada untuk mendukung perkembangan UMKM di Jawa Timur khususnya, dan UMKM yang ikut semakin terbuka jalannya untuk tumbuh besar mendukung Masyarakat Ekonomi Asean, dan untuk anggota BMPD tetap menjaga kekompakan dan solidaritasnya.

Sebuah ajang bagi Bank dan pameran produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Expo 2016 diharapkan bisa membuahkan sinergi bagi pengusaha, terutama bagi kalangan UMKM agar bisa mengembangkan bisnisnya.

"Dengan pameran ini, bank di Provinsi Jatim dinilai belum cukup baik dalam mengenal UMKM, sehingga perbankan harus lebih intensif berinteraksi dengan UMKM," kata Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Wilayah Jawa Timur, Benny Siswanto.

Bagi pengusaha UMKM, kata dia sokongan permodalan dari bank inilah yang bisa mengangkat strata UMKM, dari lokal hingga merambah ke pasar nasional, bahkan jika memungkinkan akan ke pasar internasional.

"Pelaku UMKM di Jatim sekitar 6,8 juta pengusaha, terbesar dari sektor pertanian, sedangkan sisanya berasal dari non pertanian, seperti perdagangan, hotel, dan restoran, serta berbagai sektor lain," tutur Direktur Eksekutif Bank Indonesia Perwakilan Jatim.

Ia mengatakan perbankan harus bisa memahami rasa optimisme atas perekonomi tahun ini khususnya untuk mendorong UMKM, dengan kemudahan yang diberikan kepada pelaku usaha UMKM, seperti menerapkan kebijakan pemberian suku bunga murah pada KUR tersebut.

"Dalam KEKR menyebutkan penurunan suku bunga kredit UMKM ke level 14,39 persen pada triwulan ketiga jadi salah satu faktor pendorong peningkatan penyaluran kredit. Ini turut mengindikasikan ketahanan UMKM Jatim menghadapi depresiasi rupiah terhadap dolar AS, mengingat mayoritas UMKM menggunakan bahan baku dalam negeri," paparnya.

Penyaluran kredit UMKM, ia menambahkan mayoritas ditujukan kepada tiga sektor, yaitu perdagangan 56,30 persen, industri pengolahan 13,33 persen, dan pertanian 6,47 persen. Berdasarkan skala usahanya, kredit UMKM didominasi usaha menengah Rp48,3 triliun, kecil Rp30 triliun dan mikro Rp21,9 triliun. imm





No comments:

Post a Comment