Tuesday 23 February 2016

Persaingan Jaringan Hotel Kian Ketat

SURABAYA – Jaringan operator hotelInternasional masih menjadikan Indonesia sebagai salah satu pilhan utama ekspansi. Potensi industri pariwisata dan bisnis yang masih dianggap masih besar menjadi alasan memilih Indonesia. Sementara jaringan operator hotel lokal tidak mau kalah dengan membangun hotel bintang tiga ke bawah termasuk didalamnya hotel budget.
Salah satu jaringan operator hotel internasionalyang gencar yakni Accor Hotel. Perusahaan Accor Hotel gencar melebarkan bisnis dan pengaruhnya di Indonesia. Kelompok usaha yang berbasis di Perancis ini menargetkan bisa mengelola 200 hotel di Indonesia hingga tahun 2020 mendatang.

Chief Operating Officer, Accor Hotels untuk Indonesia, Malaysia, dan Singapura, Garth Simmons mengatakan, saat ini Accor telah membuka dan mengoperasikan 100 hotel di Indonesia.
“Kita targetkan mengelola 200 hotel di Indonesia dalam empat tahun ke depan,” kata Garth, saat meluncurkan ibis Styles Petitenget, Seminyak, Bali.
ibis Styles Petitenget Bali merupakan portofolio terbaru mereka di Indonesia. Merek lainnya yang
berada di bawah naungan Accor Hotels dan hadir memenuhi kebutuhan akomodasi adalah Pullman, Novotel, Mercure, dan Sofitel, dan lain-lain.
“Khusus di Bali, Accor telah membuka lima hotel ibis,” imbuh Garth.
Menurut Garth bisnis hotel di Indonesia sangat potensial karena ada peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. “Pembukaan ibis Styles Petitenget ini kebanggaan dan strategi pengembangan Accor Hotels di Indonesia,” tandas Garth
Sementara itu persaingna bisnis hotel makin ketat dengan hadirnya budget hotel. Kelompok budget hotel mulai menawarkan tarif atau rate hotel dengan nilai lebih rendah untuk bisa menarik tamu. Kondisi ini tidak terlepas dari pertumbuhan hotel kelas bintang tiga ke bawah yang menjamur di Jatim, khususnya Surabaya.
Ketua Harian PHRI Jatim, M Soleh mengatakan, perang tarif hotel ini sudah terjadi sejak tahun lalu. Hal ini tidak bisa dihindari karena jumlah kamar hotel yang tersedia jauh lebih banyak dari tamu yang ada.
“Perang tarif terjadi untuk hotel-hotel kelompok bintang tiga ke bawah atau di kelompok hotel budget, kalau untuk hotel bintang empat dan lima masih belum terjadi,” ujar Soleh, di Surabaya, akhir pekan lalu.
Akibat perang tarif ini, PHRI menyatakan, harga sewa kamar hotel di Jatim, khususnya Surabaya sudah sangat menurun. Soleh merinci, rate hotel bintang dua di Surabaya sekarang rata-rata Rp 250.000-Rp 300.000. Padahal untuk kelas hotel yang sama, rate di Jakarta di kisaran Rp 300.000-Rp 400.000.
Sedangkan harga sewa kamar hotel bintang tiga semalam di Surabaya di kisaran Rp 300.000-Rp 350.000. Di Jakarta, rate hotel bintang 3 sekitar Rp 400.000 sampai Rp 500.000.
Soleh mengungkapkan, perang tarif hotel budget di Surabaya sudah berlangsung terbuka. Ada beberapa hotel bahkan menyebut publish rate-nya dengan nilai lebih rendah dari rata-rata. Bahkan, dipastikan tarif hotel lebih rendah bisa didapat jika tamu datang secara kelompok atau tamu corporate.
“Harga jadi turun karena pihak hotel sudah sulit mendapat tamu, mereka memilih menerima tamu meski rate turun. Setidaknya ada pendapatan untuk bisa menutupi biaya operasional,” terangnya. imm

No comments:

Post a Comment