Friday 19 February 2016

Tak Sungkan Ingatkan Pemabuk di Dekat Masjid

Ada cerita menarik di balik hingar bingar tempat prostitusi Kalijodo di waktu malam hari. Apa itu? Tentang keberadaan Masjid Al Mubarakah yang terletak di area RT 7, RW 10, Kalijodo, Tambora, Jakarta Barat.
Pengurus masjid Ustadz Udin bercerita kalau hiruk pikuk orang-orang yang mencari hiburan diKalijodo tidak pernah mempengaruhi aktivitas di masjid.
“Ya begitu, yang salat…salat, yang begitu (maksiat) juga ada. Ada yang mereka perempuan-perempuan (PSK) yang datang salat juga ada, yang laki-laki juga ada datang salat juga,” kata Udin saat ditemui di lokasi, Jumat (19/2).

Bagi Ustadz Udin kemaksiatan di sekitar masjid justru menjadi tantangan tersendiri bagi pengurus masjid. Misalnya, ketika ada orang mabuk-mabukan di dekat masjid, pengurus masjid tak sungkan menyadarkannya dengan cara yang halus.
“Ya pernah sih ada, paling juga yang laki-lakinya kalau mabuk suka teriak-teriak, kan di sini juga sering tahlilan, pengajian juga sering paling yang mabuk-mabukan itu suka teriak-teriak,” katanya.
Kalau dibandingkan dulu, kata Udin, sebenarnya sudah ada perubahan drastis di Kalijodo. Sekarang, katanya, jarang ada pemuda-pemuda mabuk di sembarang tempat. “Kami imbau ya mereka menyingkir juga. Tapi itu dulu, kalau belakangan ini sudah tidak ada lagi yang kayak begitu,” katanya.
Pria asal Serang, Banten, ini, baru tiga bulan terakhir aktif menjadi pengurus masjid. Dia menggantikan pengurus yang lama. “Ya saya kan diminta datang ke sini, karena memang buat ngurus memandikan jenazah, pemakaman sampai salat jenazah lainnya nggak ada yang mau, makanya saya di suruh tinggal di sini,” kata dia.
Ustadz Udin senang karena sekarang kawasan Kalijodo tidak sangar seperti dulu. Itu sebabnya, Ustadz Udin kaget begitu tahu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menutup Kalijodo dan menjadikannya ruang terbuka hijau. Apalagi, kemarin, pemerintah sudah menerbitkan surat peringatan pertama kepada warga.
Ustadz Udin sedih karena masjid yang dijaganya bisa saja ikut diratakan dengan tanah. Padahal, masjid ini sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu. “Iya, tahunya malah ada kayak gini,” katanya.
Kalau nanti benar-benar dibongkar, Ustadz Udin berharap pemerintah memberikan solusi. Karena Masjid ini sudah puluhan tahun ada, dan warga kerap melakukan aktivitas keagamaan di tempat ini.
“Kami mendukung program pemerintah. Udah enggak apa-apa kita dipindahin karena percuma juga melawan. Tetapi, tolong, masjidnya jangan dibongkar,” cetus salah seorang warga, Ade Sofyan (43), Jumat (19/2).
Warga yang lain, Kafiudin (57), turut melontarkan hal yang sama. Menurut dia, keberadaan masjid tidak akan mengganggu kalaupun nantinya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin membangun ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan tersebut. “Enggak akan ngeganggu kok. Malah bagus kan kalau di tamannya ada masjid,” ujar dia.
Gusriyadi (32), warga lainnya, menilai, Masjid Al Mubarokah harus dipertahankan agar nantinya bisa menjadi kenang-kenangan bagi warga Kalijodo, terutama bagi mereka yang sudah puluhan tahun tinggal di kawasan tersebut. “Misal nanti warga RT 07 tinggalnya sudah pisah-pisah, kalau sewaktu-waktu datang ke sini lagi kan bisa ngumpulnya di masjid ini,” kata Gusriyadi. * dtk, kcm

No comments:

Post a Comment