Saturday, 26 March 2016

Awas, Epilepsi Tak Selalu Kejang!

JAKARTA – Kejang dengan kaki dan tangan tampak kaku, belum tentu terserang epilepsi. kejang hanya salah satu dari tanda serangan epilepsi. Dokter spesialis saraf Irawaty Hawari mengatakan, serangan atau bangkitan epilepsi bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk tergantung bagian otak yang terkena.


"Misalnya, jika terkena di daerah otak belakang, bangkitannya dia bisa melihat bayangan," ujar Ira .


Akan tetapi, kejang juga belum berarti epilepsi. Dicurigai epilepsi jika kejang terjadi lebih dari dua kali. Untuk memastikannya, perlu pemeriksaan EEG.



Sementara itu, bangkitan juga bisa berupa halusinasi mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi bisa dalam bentuk audio maupun visual.


Adanya gangguan listrik di otak menyebabkan terjadinya bangkitan pada pengidap epilepsi. Bentuk bangkitan yang sering kali tak disadari adalah hilangnya kesadaran sesaat, misalnya bengong, hingga mulut mengecap-ngecap.


"Epilepsi ada yang umum, ada yang fokal. Yang umum itu hilang kesadaran. Kalau fokal, saat serangan dia sadar," jelas Ketua Yayasan Epilepsi Indonesia ini.


Pemberian obat disesuaikan dengan jenis epilepsi dan juga kecocokan pada pasien. Obat berfungsi untuk mengurangi kekambuhan serangan epilepsi. Intensitas mnculnya serangan epilepsi setiap orang berbeda-beda.


Aska Primardi misalnya, bisa mengalami serangan epilepsi sebanyak dua kali dalam satu minggu. Dalam satu hari, bisa terjadi bangkitan sebanyak tiga kali. Setelah konsumsi obat, bangkitan epilepsi mulai berkurang. Lama-kelamaan, dosis obat yang diminum juga bisa diturunkan.


Selain konsumsi obat, epilepsi juga bisa diatasi dengan operasi pada bagian otak. Operasi umumnya dilakukan pada pasien yang sering mengalami bangkitan meski sudah rutin minum obat. net

KEJANG terjadi ketika ledakan impuls listrik di otak melewati batas normal mereka. Impuls listrik menyebar ke daerah tetangga dan menciptakan “badai listrik” yang tidak terkendali. Impuls listrik dapat ditransmisikan ke otot, menyebabkan berkedut atau kejang.
Sementara penyebab epilepsi ada sekitar 180.000 kasus baru epilepsi setiap tahun. Sekitar 30% terjadi pada anak-anak. Epilepsi paling sering terjadi pada anak-anak dan manula. Hanya sebagian kecil kasus epilepsi yang diketahui jelas penyebabnya. 
Beberapa penyebab utama epilepsi meliputi:
  • Kurang/rendahnya oksigen saat dilahirkan
  • Kepala mengalami cedera dalam proses kelahiran
  • Kepala cedera saat anak-anak/dewasa
  • Tumor otak
  • Kondisi genetik yang mengakibatkan cedera otak, seperti tuberous sclerosis
  • Infeksi seperti meningitis atau ensefalitis
  • Stroke atau jenis lain dari kerusakan otak
  • Kadar abnormal zat-zat dalam tubuh seperti natrium atau gula darah

Meskipun penyebab epilepsi biasanya tidak diketahui, namun beberapa faktor diketahui sebagai penyebab kejang pada penderita epilepsi. Menghindari pemicu ini dapat membantu menghindari kejang dan hidup lebih mudah dengan epilepsi:
  • Tidak meminum obat sesuai jadwal dan dosis yang ditetapkan
  • Tidak minum alkohol
  • Kokain atau penggunaan narkoba lainnya, seperti ekstasi
  • Kurang tidur

No comments:

Post a Comment