BANYUWANGI- Kapal Motor (KM) LCT Rafelia II tujuan Banyuwangi tenggelam di Selat Bali, Jumat (4/3) siang. Dikabarkan nakhoda bersama belasan anak buah kapal (ABK) lainnya belum ditemukan. Demikian juga penumpang seorang ibu dan anaknya.
“Sebanyak 71 satu orang sudah dievakuasi. Sedangkan nakhoda, seorang ibu dan anak masih belum diketemukan. Untuk manifes penumpang, masih simpang siur,” kata Humas Pemkab Banyuwangi, Rahmawati Setyoardinie.
Kabag Media dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokoler Pemprov Jawa Timur Anom Surahno mengatakan, sejumlah anak buah kapal (ABK) KM LCT Rafelia 2 belum diketahui nasibnya.
Data ABK yang hilang antara lain Bambang SA (nahkoda), Puji Purnomo (Mualim 1), M Ali Imron (Mualiam 2). Kemudian, Hadi Priyanto (KKM), Hikmah Asmoro Gede (masinis 1), Murtono (Masinis 2), Sutikno (Bossun/Serang), Jainul Abidin (Juru Mudi). Berikutnya, Robby Karisma (Juru Mudi), Marta Trihandoko (Klasi), Khoirul Rosidy (Klasi), Sahrur Pasande (Klasi), Moh SaifuL Anwar (Juru minyak), dan Saiful Bahri (Juru Minyak). Namun data lain menyebutkan, korban hilang tiga orang, yakni nakhoda dan penumpang perempuan beserta anaknya.
Kepastian jumlah korban sampai tadi malam masih simpang siur karena aparat manifes penumpang belum diketahui. Menurut Humas Pemkab Banyuwangi, laporan sementara korban kapal tenggelam yang rumah sakit terdekat ada 10 orang. Yaitu Martha Tri Handoko (24), warga Bulusan, Sunandi (30) warga Bojonghaur Lengkong Jabar, Novi Indah Purmalasari (25) warga Ketapang Krajan, Ribut Hariono (51) warga Ketapang, Januri (41) warga Olehsari Glagah, Wawan (50) warga Karawang Jabar, Ani (21) warga Ketapang, Imam Wahyudi (28), Nalasari dan Candra Wiguna.
Termasuk dalam korban tenggelamnya KM Rafelia II tenggelam di Selat Bali, menurut Anom Surahno, adalah enam pelajar SMK Pelayaran Kalipuro Banyuwangi yang tengah mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) di kapal itu. Mereka antara lain Reza Pahlevy, Satrio Herlambang, Wahyu Kristian, Cristian Aditya, Yuda Setiawan, dan Jury Setiawan.
“Alhamdulillah, semuanya selamat,” ujar Anom. 300 Meter dari Pantai Kapal Rafelia 2 berangkat dari Gilimanuk, Bali, menuju Ketapang, Banyuwangi. Sekitar pukul 12.50 WIB, kapal mengalami kebocoran dan miring, tepat di belakang Hotel Banyuwangi Beach atau Bouy Kabel Head sebelah utara, sekitar 100 meter dari Bouy Kuning Kabel Head.
Sekitar pukul 13.10 WIB, kapal mengangkut 20 unit truk, 1 unit pikap, 4 tronton, dan 4 kendaraan kecil itu, tenggelam di Selat Bali. “Untuk data sementara, kejadian sekitar pukul 12.30 WIB, kapal berangkat dari Pelabuhan Gilimanuk. Pukul 12.45 WIB, Nakhoda Komunikasi dengan STT Ketapang diindikasi kemiringan sudah 10 derajat. Potensi kemiringan terus, kemudian saran dari STT, mencari pantai terdekat,” ucap Rahmawati.
Rahmawati melanjutkan, sekitar pukul 12.50 WIB, nakhoda meminta izin mendarat ke Syah Bandar Pelabuhan Ketapang. “Kemudian nahkoda diperintahkan merapat ke pantai terdekat,” ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama.
Sesaat kemudian kapal terlihat menuju ke pantai di sekitar hotel banyuwangi Beach. Namun sekitar 300 meter dari bibir pantai kapal sudah tenggelam. Manifes Tidak Jelas Mengenai penyebab kecelakaan, kabar yang beredar menyebutkan karena lambung kapal bocor. Namun, Kapolres mengaku belum tahu. Pihaknya masih berkonsentrasi evakuasi penumpang. Pihaknya juga masih melakukan cek ulang terkait jumlah manifest penumpang. Sampai kemarin, lima dari 71 penumpang yang selamat masih menjalani perawatan di Banyuwangi.
“Sampai pukul 18.00 WIB ini korban yang dirujuk ke rumah sakit sejumlah 11 orang, 5 di antaranya perlu opname, lainnya pulang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Rio W Lestariono saat dikonfi rmasi. Rio menjelaskan lima korban itu dirawat di dua rumah sakit di Banyuwangi, meski Dinas Kesehatan menyiapkan empat rumah sakit untuk korban tenggelamnya kapal yang mengangkut 30 kendaraan itu. “Ndak ada yang parah, hanya satu ada patah tulang,” ujarnya. jam, ud, meo
No comments:
Post a Comment