GRESIK - PT Semen Indonesia berinovasi pembuatan semen khusus untuk Borobudur. Perhatian khusus warisan budaya milik Indonesia yang terancam kerusakanya itu tidak terelakkan. Kondisi candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah salah satu keajaiban dunia itu rawan longsor akibat pengaruh alam seperti air hujan dan kondisi alam. Dari itulah, Semen Indonesia siap berinovasi mortar atau semen khusus untuk kebutuhan pemeliharan bagi struktur Borobudur sendiri.
Rencana itu tertuang dalam satu forum yang dihadiri Kabiro Humas PT Semen Indonesia, Sigit Wahono, Senior Spesialis Produk PT SI, Tri Adi Santoso, dan Kepala Balai Besar Konservasi Candi Borobudur, Marsis Sutopo saat Jagong Gayeng di Hotel Grand Zuri kemarin. Relief maupun batu yang ada di Borobudur membutuhkan semen yang sangat minim dan tanpa ada kandungan kapur didalamnya. Sebab, jika memakai semen yang pada umumnya sekarang ini, akan berakibat tambahnya kerusakan pada bahan awalnya (batu yang menempel).
Marsis Sutopo, Kepala Balai Besar Konservasi Borobudur membenarkan bahwa saat restorasi tahun 1973 dan 1983 semen yang digunakan produk PT Semen Indonesia (Semen Gresik). "Kalau pakai semen terus bisa membahayakan dinding candi. Sebab, kandungan kapurnya akan muncul. Untuk itulah kita berharap SI mempunyai inovasi agar bisa menciptakan semen khusus, yang tentunya tanpa kandungan kapur didalamnya. Tidak hanya Borobudur, tapi Indonesia kaya akan peninggalan candi," terangnya.
Marsis menjelaskan secara rinci bagian Candi Borobudur, jika memakai semen seperti saat ini memang kuat pada kerekatan matrial. Namun akan berdampat adanya keretakan baru pada material, sebab kekuatannya hanya pada sambungan. Apalagi candi tersebut pernah dilakukan restorasi (pemugaran agar seperti keadaan semula) pada tahun 1973 dan 1983, karena candi yang dibangun mengelilingi bukit banyak mengalami keretakan.
Marsis lebih jauh menerangkan, candi Borobudur pernah dilakukan Pemugaran I oleh Van Erp pada Tahun 1907-1911 dan Pemugaran II pada tahun 1973-1983 Indonesia-Unesco. Candi tersebut ditetetapkan sebagai World Heritage C.592/1991 oleh Unesco. "Benar penguatan bangunan candi untuk menghindari ambrol, diputuskan beberapa bagian candi dicor dengan semen produk SI," pungkasnya.
Seperti gayung bersambut, diungkapkan Senior Spesialis Produk PT Semen Indonesia, Tri Adi Santoso yang didampingi Kabag Humas PT Semen Indonesia, Sigit Wahono.
"Butuh Penelitan khusus, namun jika memang hal itu menjadi keperluan dan penting dalam ikut menjaga keberlangsungan Negara dalam menjaga budaya Bangsa, kenapa tidak?. Artinya, PT Semen Indonesia siap membuatkan semen khusus (mortar) untuk perekat candi dan menguatkan candi agar tidak longsor," ujarnya.
Senada Kabag Humas PT Semen Indonesia, Sigit Wahono. Menurutnya tidak hanya inovasi yang disumbangkan SI menjaga warisan leluhur. "Jika dibutuhkan, PT SI akan siap memberikan dana CSR (corporate sosial responsibility) demi kebaikan candi Borobudur," singkatnya.
Candi Borobudur dibangun abad VIII-IX M (Prasasti Sri Kahulunan 842 M, Raja Smaratungga, Dinasti Syailendra 782-812 M, Buddha Mahaya). Borobudur memiliki luas 121,66 m x 121,38 m dengan tinggi 35,49 m, terdiri dari 10 lantai dan stupa induk. Tersusun dari 55.000 m3 (2 juta potong batu), Candi memiliki relief cerita 1.460 panil (160 panil Karma Wibhangga 1.300 panil lalitavistara, jataka, avadana dan gandawyuha). Kemudian, relief dekoratif 1.212 panil, dan stupa 72 ditambah 1 stupa induk. Candi tersebut pernah hilang dan diketemukan kembali pada tahun 1814 oleh Thamas Stanford Raffles. (gus)
No comments:
Post a Comment