Smartfren Fokus Migrasi Pelanggan
PROBOLINGGO – PT Smartfren Telecom Tbk gencar untuk melakukan migrasi pelanggan ke layanan 4G LTE. Ini dilakukan agar semakin banyak pelanggan yang beralih menikmati layanan supercepat 4G LTE. Karena hingga kini, baru 1,4 juta dari 11 juta lebih pelanggan Smartfren yang sudah beralih ke 4G LTE.
Marketing Communication Div. Head PT Smartfren Telecom Tbk, Derrick Surya mengatakan sebagian besar pelanggan datang dari pengguna baru. “Karena ditunjang oleh peluncuran handset Andromax 4G LTE dengan harga yang cukup terjangkau. Mereka penasaran dan akhirnya menjadi pelanggan kami,” katanya usai tes jaringan 4G LTE Surabaya ke Probolinggo dan Malang beberapa waktu lalu. Per Februari 2016, jumlah pelanggan Smartfren yang belum beralih ke 4G LTE mencapai 10,6 juta pelanggan.
“Saat ini total pelanggan Smartfren yang belum migrasi masih banyak, ini salah satu alasan mereka menjadi prioritas,” lanjutnya.
Derrick mengungkapkan pihaknya memiliki tiga program untuk migrasi data. Pertama memberikan informasi tentang layanan 4G LTE Smartfren ke pelanggan melalui galeri maupun sms. Ada pula pemberian diskon serta promo terhadap pembelian smartphone Smartfren maupun Mifi. Kedua, Smartfren menyediakan handset dengan varian dan range harga yang terjangkau untuk kalangan entry level.
Ketiga, pihaknya juga gencar melakukan kerjasama dengan global brand seperti Lenovo dan Samsung. “Ini untuk mengakomodir pelanggan yang ingin menggunakan layanan data Smartfren tetapi menginginkan handset premium. Jadi, pilihannya semakin banyak dibandingkan yang dulu,” urainya.
Dia mengungkapkan, adanya paket true unlimited juga membantu mempercepat penetrasi layanan data 4G LTE.
“Paket true unlimited harganya cukup terjangkau, hanya di bawah Rp 100 ribu jika bundling dengan Smartfren Andromax. Peluncurannya memang sengaja untuk mematahkan bahwa paket 4G LTE itu mahal,” jelasnya.
Smartfren pun menganggarkan capex (capital expenditure) sebanyak USD 500 juta untuk 4G LTE. Capex tersebut dianggarkan sejak tahun 2015 lalu dan penyerapannya baru 50 persen. Penyerapan capex digunakan untuk penambahan BTS, pengembangan teknologi maupun infrastruktur.
“Kami belum bisa mengatakan total capex tersebut akan habis terserap kapan karena tergantung kapasitas pertumbuhan jumlah pelanggan serta pengembangan teknologi. Seperti saat ini kami fokus mengembangkan teknologi Volte,” urainya.
Pelanggan 4G LTE Smartfren pun mengalami pertumbuhan sebesar 30 sampai 40 persen. Sedangkan kontribusi pelanggan Mifi sekitar 50 persen dari pengguna data 4G LTE Smartfren.
Smartfren juga gencar dalam memperluas coverage. Derrick mengatakan, selama Januari 2016 terdapat penambahan coverage dari 22 kota menjadi 85 kota.
Sedangkan di semester pertama tahun ini akan dikejar menjadi 100 kota terlayani jaringan 4G LTE. Adanya layanan 4G LTE juga berdampak terhadap kenaikan ARPU (Average Revenue Per User) Smartfren sebesar 20 persen. Kenaikan lebih tinggi terjadi untuk pengguna Mifi yang mampu mencapai 50 persen dari rata-rata ARPU di angka Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu. end
No comments:
Post a Comment