JAKARTA– Penggerebekan pesta sabu-sabu oleh Satuan Kostrad TNI
melibatkan banyak aparat. Antara lain 19 anggota TNI, 5 anggota Polri,
serta sipil dan anggota DPR sebanyak 9 orang. Total ada 33 orang yang
terlibat. Anggota FPP DPR RI Fanny Syafriansah atau Ivan Haz yang turut
terlibat ditahan.
“Tadi dilaporkan oleh Panglima TNI, ada
perkembangan. Yang TNI 19 personel, Polri 5, sipil dan anggota DPR ada 9
orang,” kata Badrodin Haiti usai rapat bersama Presiden Jokowi soal
pemberantasan narkoba di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (24/2).
Badrodin mengatakan, operasi
pemberantasan peredaran dan penyalahgunaan penggunaan narkoba akan
diintensifkan. Disebutkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah
memerintahkan untuk menutup ruang-ruang tempat beredar narkoba, baik
yang resmi maupun nonresmi.
Badrodin Haiti mengatakan,
kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba setiap tahun semakin tinggi.
Sepanjang tahun 2015, berton-ton ganja dan sabu serta 1 juta butir pil
ekstasi disita polisi. “Memang dari data yang berhasil kami lakukan
penindakan terhadap pengedar dan pengguna termasuk yang meproduksi itu
cukup besar, itu cukup besar. Peningkatan setiap tahun 13, 6 persen,”
ujarnya.
Sepanjang tahun 2015, kata Badrodin, ada
50.178 tersangka yang ditangkap dengan jumlah kasus sebanyak 40.253.
“Ini yang kita tangani, ditambah yang ditangani BNN sekitar 665 kasus.
Ini cukup besar. Sebagian besar lapas kita separuhnya lebih adalah
tahanan narkotika. Ini sudah dalam kategori membahayakan,” kata
Badrodin.
Sementara itu, untuk barang bukti,
pihaknya menyita puluhan ton ganja dan 1 juta lebih butir pil ekstasi.
Jumlah ini hanya sekitar 20 persen dari total narkoba yang beredar luas
di masyarakat. “Itu ganja 23,2 ton pada 2015. Heroin dan kokain sedikit.
Ekstasi 1.072.328 butir. Sabu-sabu 2,3 ton. Ditambah yang dari BNN. Ini
angka yang bisa membunuh cukup banyak warga kita,” paparnya.
Dia melanjutkan, ribuan warga bisa kita
selamatkan dengan penyitaan. “Padahal kita tahu barang bukti yang disita
itu hanya sekitar 20 persen dari narkoba yang beredar di pasaran.
Berapa besar jumlah korban yang harus menderita karena narkoba ini. Ini
kondisi darurat. Ini menyatakan perang,” tegas Badrodin.
Diakuinya, peredaran dan penyalahgunaan
peredaran narkoba di negeri ini sudah berada pada tingkatan sangat
meresahkan. Barang haram itu sudah menyusup hingga ke berbagai lapisan
masyarakat. Bahkan, aktivitas pererdaran narkoba banyak yang
dikendalikan dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (lapas) dan tempat-tempat
hiburan.
“Semua pintu masuk kita akan lakukan operasi. Tidak kalah pentingnya rehabilitasi untuk mengurang demand (permintaan). Ini tanggung jawab BNN (Badan Narkotika Nasional), Kemsos dan Kemkes,” kata dia.
Ivan Haz Dilimpahkan
Sebelumnya, Kepala BNN Komjen Budi
Waseso telah mengonfirmasi dugaan keterkaitan politikus PPP Ivan Haz
dalam penggerebekan kasus narkoba oleh Kostrad. Menurut Buwas, kasus
narkoba Ivan Haz telah dilimpahkan ke kepolisian, bukan ke BNN.
“Sekarang kan ditangani Mabes
Polri. Ditangani direktur empat Bareskrim. Kita ikuti saja
perkembangannya,” kata Buwas di Istana Negara, Jl Veteran. Buwas
menjelaskan, tidak ada arahan khusus sehingga kasus Ivan Haz dilimpahkan
ke kepolisian.
Untuk diketahui, BNN ikut dilibatkan dalam penggerebekan di perumahan Kostrad, Tanah Kusir, pada Minggu (21/2) lalu tersebut.
“Saya kira semua tidak ada arahan
khusus, semua pelaku-pelaku pelanggaran akan ditangani secara
profesional. Tentunya kalau itu terbukti kan ada dari internalnya,
masalah kode etik dan aturan-aturan yang mengikat. Secara hukum ya saya
kira berlaku sama,” jelas Buwas.
Sekjen PPP hasil Muktamar Bandung
Muhammad Romahurmuziy membenarkan anggota fraksinya di DPR Ivan Haz
terjaring operasi narkoba. Romahurmuziy mengaku sudah mengonfirmasi
langsung hal tersebut kepada kepolisian.
“Hasil dari penelusuran kami kepada
kepolisan memang ada indkasi keterlibatan Ivan Haz,” kata Romi,
panggilan Romahurmuziy, di sela-sela Mukernas PPP di Hotel Mercure,
Ancol, Jakarta, Rabu (24/2).
Namun, Romi mengaku belum bisa
berkomunikasi langsung dengan Ivan. Dia juga mengaku sampai saat ini
masih mencari tahu perihal keberadaan Ivan. “Tadi siang (kemarin, red)
kami dapat info memang terkait dengan penggerebekan kemarin tapi
posisinya masih belum terverifikasi,” ucap Romy.
Lalu siapa saja 8 anggota DPR lainnya yang terlibat, sampai saat ini Polri belum memberikan keterangan.
Video ‘Ivan’ Menganiaya
Saat ditahan karena terlibat kasus sabu
di basis Kostrad, Ivan Haz berstatus tersangka penganiayaan pembantu
rumah tangga (PRT)-nya. Nah, sebuah video berisi rekaman CCTV pemukulan
yang dilakukan diduga anggota Fraksi PPP DPR itu.
Video berdurasi 15 detik tersebut
memperlihatkan empat orang, salah satunya pria berbaju merah, wanita
berbaju hitam dan dua wanita diduga PRT yang mengenakan seragam.
Keduanya terekam baru menaiki lift.
Entah apa sebabnya, pria berbaju merah
yang diduga sebagai Ivan Haz tiba-tiba mengepalkan tinju dan memukul
kepala salah satu PRT yang berdiri dekat pintu. Pukulan tersebut
dilakukan hingga dua kali.
Sosok pria yang terekam dalam kamera
tersebut disebut mirip dengan Ivan Haz karena sama-sama bertubuh gempal,
bentuk hidung memiliki besar dan lekukan sama dengan putra mantan Wakil
Presiden Hamzah Haz ini dalam foto yang beredar di dunia maya.
Rekannya yang menggendong anak tampak
diam saja, demikian pula wanita yang berdiri paling belakang seolah-olah
tidak peduli dengan aksi kekerasan yang terjadi di hadapannya. Tidak
diketahui siapa yang menyebarkan video tersebut pertama kali, termasuk
tempat terjadinya aksi pemukulan tersebut. bsn, mer, viv
No comments:
Post a Comment