*Pameran Bank & UMKM
SURABAYA – Tingginya minat masyarakat mengunjungi pameran
menyebabkan transaksi pameran Bank & UMKM Expo di Grand City Convex Surabaya mencapai Rp 4,8
miliar. Pameran yang diikuti peserta dari perbankan, konvensional dan syariah,
instansi pemerintahan, UMKM binaan, asuransi, pasar modal, developer properti,
dan 16 stan industri pendukung ditutup Benny Siswanto Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Jawa Timur dan R. Soeroso sebagai Direktur Utama Bank Jatim.
"Angka yang tercatat tersebut melebihi ekspektasi
dari pihak Bank Jatim selaku Ketua Pelaksana," kata Direktur Utama Bank
Jatim R. Soeroso kemarin.
Menurutnya Bank & UMKM Expo yang digelar dua tahunan
oleh Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Wilayah Jawa Timur didukung oleh
Pemprov Jatim, Bank Indonesia Jatim, dan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK itu
melibatkan industri perbankan dan para
pelaku usaha mikro kecil-menengah dan dihadiri 19.331 pengunjung.
"Terima kasih kepada semua peserta pameran yang
telah bersedia ikut untuk memeriahkan acara Expo Perbankan dan UMKM 2016,” ujar
Soeroso.
Menurut dia, melalui penyelenggaraan acara seperti ini,
bank-bank akan semakin terpacu untuk tetap berkontribusi melalui pembiayaan
pembiayaan yang ada untuk mendukung perkembangan UMKM di Jawa Timur khususnya,
dan UMKM yang ikut semakin terbuka jalannya untuk tumbuh besar mendukung
Masyarakat Ekonomi Asean, dan untuk anggota BMPD tetap menjaga kekompakan dan
solidaritasnya.
Sebuah ajang bagi
Bank dan pameran produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Expo 2016
diharapkan bisa membuahkan sinergi bagi pengusaha, terutama bagi kalangan UMKM
agar bisa mengembangkan bisnisnya.
"Dengan
pameran ini, bank di Provinsi Jatim dinilai belum cukup baik dalam mengenal
UMKM, sehingga perbankan harus lebih intensif berinteraksi dengan UMKM,"
kata Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Wilayah Jawa Timur, Benny
Siswanto.
Bagi pengusaha
UMKM, kata dia sokongan permodalan dari bank inilah yang bisa mengangkat strata
UMKM, dari lokal hingga merambah ke pasar nasional, bahkan jika memungkinkan
akan ke pasar internasional.
"Pelaku UMKM
di Jatim sekitar 6,8 juta pengusaha, terbesar dari sektor pertanian, sedangkan
sisanya berasal dari non pertanian, seperti perdagangan, hotel, dan restoran,
serta berbagai sektor lain," tutur Direktur Eksekutif Bank Indonesia
Perwakilan Jatim.
Ia mengatakan
perbankan harus bisa memahami rasa optimisme atas perekonomi tahun ini
khususnya untuk mendorong UMKM, dengan kemudahan yang diberikan kepada pelaku
usaha UMKM, seperti menerapkan kebijakan pemberian suku bunga murah pada KUR
tersebut.
"Dalam KEKR
menyebutkan penurunan suku bunga kredit UMKM ke level 14,39 persen pada
triwulan ketiga jadi salah satu faktor pendorong peningkatan penyaluran kredit.
Ini turut mengindikasikan ketahanan UMKM Jatim menghadapi depresiasi rupiah
terhadap dolar AS, mengingat mayoritas UMKM menggunakan bahan baku dalam
negeri," paparnya.
Penyaluran kredit
UMKM, ia menambahkan mayoritas ditujukan kepada tiga sektor, yaitu perdagangan
56,30 persen, industri pengolahan 13,33 persen, dan pertanian 6,47 persen.
Berdasarkan skala usahanya, kredit UMKM didominasi usaha menengah Rp48,3
triliun, kecil Rp30 triliun dan mikro Rp21,9 triliun. imm
No comments:
Post a Comment