Agatha Retnosari |
SURABAYA -
DPRD Jatim mengimbau agar masyarakat yang memiliki anak usia remaja supaya
lebih berhati-hati dan mengawasi anak-anak ketika perayaan hari kasih sayang
yang dikenal dengan istilah Valentine Day yang diperingati setiap tanggal 14
Februari. Pasalnya, ada kecenderungan pesta perayaan Valentine Day menyimpang,
sehingga membahayakan bagi masa depan anak-anak.
"Para
orang tua harus memberikan contoh pada anak-anaknya bahwa hari kasih sayang itu
bukan identik antara pasangan remaja laki-laki dan perempuan, tapi untuk semua
orang. Termasuk antara anak dengan orang tua, guru dan orang-orang sekitar yang
memang butuh dikasih sayangi," ujar Agatha Retnosari anggota Komisi E DPRDJatim, Jumat (12/2).
Politisi
asal PDIP itu juga menyarankan para orang tua dan tenaga pendidik juga supaya
memberi pengetahuan tentang sex, khususnya menyangkut penghargaan terhadap diri
sendiri. "Kalau anak bisa menghargai dirinya, tentu mereka bisa lebih
hati-hati dan bisa menjaga dari prilaku sex bebas, " ungkap Agatha.
Untuk
meminimalisir prilaku sex bebas di kalangan remaja saat Valentine Day, Agatha
menyarankan sekolah membuat kegiatan yang positif. Selain itu pemerintah lebih
mengintensifkan Satpol PP untuk merazia tempat-tempat hiburan, hotel dan taman
hingga tempat kos. "Razia itu cukup efektif untuk meminimalisir prilaku
sex bebas saat Valentine Day," imbuhnya.
Terpisah,
Kadiknas Jatim, Saiful Rachman menyatakan bahwa pihaknya sudah mengirimkan
surat edaran ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mengimbau agar para
kepala sekolah supaya mengantisipasi perayaan Valentine Day oleh peserta didik
yang tidak sesuai dengan nilai moral, agama, serta kultur budaya bangsa
Indonesia. "Valentine itu bukan budaya bangsa Indonesia, jadi harusnya
remaja Indonesia tak perlu meniru apalagi berlebihan dalam merayakan hari kasih
sayang," tegasnya.
Dalam surat
edaran itu, kata Saiful, para kepala sekolah juga diminta memberi surat kepada
orang tua/wali murid untuk melakukan pengawasan terhadap putra-putrinya agar
tidak melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan masa
depannya.
"Para
guru diminta memberikan penguatan moral dan pengertian kepada seluruh peserta
didik bahwa kasih sayang akan lebih bermakna apabila diberikan kepada orang
tua, saudara, bapak ibu guru, teman, tetangga dan orang-orang yang berjasa di
sekitar kita," pungkas Saiful Rahman.
Sumber: Biangnews
No comments:
Post a Comment