Monday, 15 February 2016

Ketimpangan Anggaran Pendidikan Islam Kedzaliman

Subang-Masih minimnya anggaran pemerintah yang dialokasikan kepada pesantren dan madrasah merupakan bentuk kedzaliman terhadap lembaga pendidikan Islam. Padahal, Pendidikan Islam dengan berbagai bentuk lembaga pendidikannya mampu mendukung pemerintah, baik sebagai benteng moral maupun pencetak para generasi cerdas berakhlak mulia. 


Hal ini diungkapkan oleh KH Maman Imanulhaq usai mengikuti kegiatan Dzikir Akbar Asmaul Husna di Pesantren Attawazun, Kalijati, Subang,  kemarin.


"Keadilan anggaran menjadi prioritas saya sebagai wakil rakyat, sebagai orang NU yang dititipkan di PKB, saya ingin mengatakan bahwa saat ini terjadi kedzaliman anggaran," tegas Anggota Fraksi PKB DPR RI ini.



Alasan yang ia kemukakan adalah karena anggaran pemerintah lebih banyak dialokasikan untuk sekolah-sekolah umum dibandingkan untuk pesantren dan lembaga pendidikan Islam lain.


"Hal ini sudah menjadi bagian dari rapat, Fraksi PKB akan terus memperjuangkan agar pesantren, madrasah dan lembaga pendidikan Islam lainnya bisa mendapatkan haknya," tambahnya.

Dalam waktu dekat, tambah dia, pihaknya akan memanggil Kepala Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dan Menteri Agama untuk meminta penjelasan tentang anggaran pendidikan Islam. 

Dari pemerintah pusat, anggaran pendidikan diberikan kepada Kemdikbud dan Kemenag. Untuk Kemenag langsung didistribusikan ke Kemenag Provinsi dan Kemenag Kabpuaten/Kota. Kemudian ditransformasikan dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk madrasah dan pendidikan keagamaan.


Pendidikan di lingkungan Kemenag ini hanya mendapat suntikan dana dari para orang tua murid. Jadi penerimaan madrasah dan pendidikan keagamaan hanya diperoleh dari pusat dan orang tua murid.



Berbeda dengan pendidikan di lingkungan Kemdikbud. Selain mendapat penerimaan dana dari pusat yang jumlahnya lebih besar dibanding Kemenag, pendidikan umum juga mendapat suntikan dana pembantuan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Kontribusi inilah yang tidak didapatkan oleh madrasah dan pendidikan keagamaan di lingkungan Kemenag sehingga ketimpangan anggaran negara jelas terlihat. (nur)

No comments:

Post a Comment