Hipertensi atau tekanan darah tinggi
merupakan salah penyakit yang muncul karena gaya hidup tidak sehat. Meski tidak
menimbulkan gejala, tapi jangan anggap sepele penyakit ini karena bisa
menimbulkan komplikasi, salah satunya demensia atau penyakit pikun.
Dokter spesialis saraf Yuda Turana
mengungkapkan, dalam sebuah penelitian, demensia ternyata sering ditemukan pada
orang-orang yang mengidap hipertensi.
Gejala awal demensia adalah penurunan daya
ingat dan sedikit kerusakan bahasa. Ingatan jangka pendek tidak dapat disimpan.
"Sudah banyak penelitian menunjukkan,
orang yang hipertensi berisiko lima kali lipat terkena demensia pada usia lanjut,"
ujar Yuda.
Menurut Yuda, selama ini hipertensi lebih
dikenal sebagai penyebab stroke karena pecahnya pembuluh darah. Padahal, jika
ditelusuri lebih lanjut, hipertensi juga memicu rusaknya sel-sel otak sehingga
terjadi demensia.
Yuda menjelaskan, tekanan darah tinggi
dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak, kemudian terjadi pendarahan
sehingga otak kekurangan oksigen. Lama-kelamaan, otak menyusut atau mengecil
pada usia lanjut.
Menyusutnya otak akan mempengaruhi memori.
Akibatnya, terjadi penurunan daya ingat.
Berdasarkan hasil pemindaian di otak, pada
orang yang hipertensi ternyata ditemukan bercak-bercak putih atau plak di otak.
Plak di otak itu juga bisa memicu kepikunan. "Tekanan darah bisa
menurunkan fungsi kognitif di usia lanjut," kata Yuda.
Yuda mengatakan, dalam penelitian lain yang
pernah dilakukan, orang yang tekanan darahnya lebih terkontrol karena minum
obat hipertensi memiliki risiko demensia yang lebih kecil dibanding mereka yang
tidak minum obat hipertensi.
Menurutnya, konsumsi obat untuk pasien
hipertensi jangan dianggap sebagai ketergantungan, tetapi kebutuhan. imm
No comments:
Post a Comment