Sunday, 14 February 2016

Warga Kaljodo Berharap Tak Ada Penggusuran

SOSIALISASI PENERTIBAN KAWASAN KALIJODO DIMULAI


Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara mensosialisasikan rencana fungsi lahan kawasan Kalijodo, menjadi ruang terbuka hijau (RTH) di RW 05 Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (14/2) siang. Namun warga meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengurungkan niatkan menggusur Kalijodo.

HUDA SABILY
JAKARTA

Minggu (14/2), ratusan personel dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), kepolisian dan TNI, mendatangi kawasan yang dijadikan tempat hiburan malam dan prostitusi tersebut. Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi, dan Kapolsek Penjaringan AKBP Ruddy Setiawan terlibat langsung dalam sosialisasi tersebut.

Dalam surat pemberitahuan yang diedarkan itu disebutkan, semua bangunan yang berdiri di atas lahan peruntukan RTH harus dikosongkan. Surat pemberitahuan itu ditempelkan di setiap bangunan yang ada di RW tersebut, termasuk kafe, rumah makan, maupun hunian warga.
Sepanjang Jalan Kepanduan II tersebut, satu persatu club, Pub, kafe, disatroni petugas gabungan. Besarnya jumlah petugas yang diterjunkan dalam sosialisasi tersebut mendapat perhatian warga. Tak terkecuali para pekerja seks komersial (PSK) maupun karyawan tempat usaha di kawasan itu.
Selama sosialisasi, tidak ada perlawanan dari orang-orang yang berada di situ. Mereka hanya melihat petugas menempelkan surat pemberitahuan tersebut.
Camat Penjaringan, Abdul Chalit, mengatakan sosialisasi itu berlangsung kondusif. "Di sini ada sekitar 300 bangunan, terdiri dari kafe-kafe, warung makan, warung rokok dan hunian. Total ada sekitar 1.800-an KK yang tinggal," kata Abdul Chalit.
Di tempat terpisah, rencana penertiban di kawasan Kalijodo seperti yang didengungkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mulai memicu keresahkan tokoh masyarakat dan warga sekitar. Karena penataan ulang itu nantinya diyakini akan menggusur pemukiman warga, serta berbagai lokasi usaha yang selama ini menghidupi kawasan tersebut.
“Kami sebagai tokoh masyarakat dan juga masyarakat yang tinggal di kawasan Kalijodo, pada dasarnya tidak pernah dan tidak akan menghalangi program Gubernur Ahok, dan juga Presiden Jokowi menata ulang Kawasan Kalijdo menjadi kawasan yang bersih, hijau, tertib, dan aman,” kata Daeng Azis dan Haji Suryana, dua tokoh masyarakat Kalijodo, di Jakarta, Minggu (14/2).
Rencana penutupan Kalijodo dinyakini akan mematikan pendapatan ribuan masyarakat sekitar, dan juga para pengusaha tempat hiburan. Karenanya, mereka menyarankan agar Pemprov DKI mengundang tokoh masyarakat Kalijodo membahas rencana Pemprov di Kalijodo. “Untuk masalah kebersihan, kita siap untuk membantu Pemprov DKI menjadikan kawasan Kalijdo menjadi kawasan yang bersih dan hijau. Misalnya lewat program penanaman pohon dan juga kegiatan kerja bakti rutin,” ujar Daeng Azis.
Tidak hanya itu, Haji Suryana juga mengaku siap menciptakan keamanan dan ketertiban di Kalijodo. ”Dari dulu, secara umum kawasan Kalijodo termasuk kawasan yang tertib dan aman. Kalaupun ada satu dua gesekan atau kejadian lainnya, itu semua justru terjadi di luar kawasan ini. Termasuk kejadian kecelakaan yang belum lama ini terjadi,” tuturnya.

Ia mengkhawatirkan jika pemerintah ngotot menggusur melakukan penertiban dan penggusuran, akan membuat ribuan orang menganggur. “Jika asap dapur sudah tak ngebul lagi, bukan tidak mungkin mereka akan kehilangan akal sehat. Ujung-ujungnya, apapun akan mereka lakukan untuk mendapatkan uang, termasuk melakukan pelanggaran hukum. Dampak seperti ini yang semestinya juga harus dipikirkan para pejabat sebelum mengambil keputusan,” imbuh Daeng azis. * 

No comments:

Post a Comment