JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (Asbihu-NU) KH Musthofa Aqil Siroj menyatakan, umat Islam perlu mewaspadai radikalisme akidah yang membawa kesesatan, dan berujung pada tindakan kekerasan kapan dan dimana pun.
Adik kandung dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015, KH Said Aqil Siroj itu, mengemukakan hal itu di hadapan para pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) pada silaturahim di Jakarta, Kamis (18/2). “Kami perlu mengingatkan hal itu, karena jemaah umrah selama berada di Saudi Arabia akan menjumpai paham Wahabi dan lainnya yang tidak sesuai dengan Islam Nusantara,” katanya.
Para pengurus KBIH, kata Musthofa, perlu memagari jemaahnya dari provokasi ajaran yang bertentangan dengan Islam yang rahmatan lil alamin, Islam membawa kedamaian.
Menurut dia, radikalisme akidah itu wujudnya berbagai macam. Bisa dengan cara provokasi melalui buku-buku dan diajak mendengarkan ceramah-ceramah. “Muaranya, ajaran tersebut menghalalkan darah kelompok lain. Itu kan penyesatan. Kita harus menghindari dan melindungi jemaah umrah, termasuk haji dari paham demikian,” harap Musthofa.
Itulah sebabnya, katanya, Asbihu-NU merasa perlu menggelar silaturahim dengan para pengurus KBHI. Pada acara tersebut hadir Waketum Asbihu NU Hafidz Taftazani dan sejumlah pejabat dari Bank Mandiri Syariah.
Ia menambahkan para pengurus KBIH yang umumnya dari kalangan ulama dan dai itu diharapkan ke depan mengambil peran lebih luas lagi. “Tidak hanya sebatas memberi bimbingan manasik haji kepada jemaah umrah dan haji, tetapi ke depan lebih penting lagi menyebarkan dan menyosialisasikan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin di berbagai kesempatan,” katanya.
Untuk memperkuat akidah umat Islam itu, katanya, pengurus Asbihu-NU belum lama ini telah beraudiensi dengan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri untuk mendapat dukungan, sehingga para mubaligh dalam kegiatannya bisa lebih optimal. * rep
No comments:
Post a Comment