KOMBES POL KRISHNA MURTI| |
JAKARTA -
Rencana Pemprov DKI untuk menertibkan kawasan Kalijodo, Jakarta Utara sekarang
ini nampaknya tidak begitu sulit. Pasalnya saat ini preman yan menguasai
kawasan tersebut adalah preman kelas teri.
Direskrimum
Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengatakan, preman kawakan yang
menguasai kawasan Kalijodo itu sejatinya telah lenyap. Saat ini, yang ada
hanyalah preman-preman kacangan yang mudah ditaklukan.
"Kapolda
juga dukung, kami berikan masukan (ke Pemkot DKI sebelum penertiban). Intinya,
Kalijodo itu ga ada masalah. Ga ada preman lagi, sudah dihabiskan. Yang masih
tersisa kecil itu mah," katanya kepada wartawan di POlda Metro Jaya, Jumat (12/2).
Sementara
itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal mengatakan, rencananya Senin, (18/2) depan, Polda
Metro Jaya dan Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta akan berkoordinasi, untuk
melakukan mapping tentang kawasan Kalijodo. "Senin
kita koordinasi. Ada Kodam Jaya juga. Pastinya akan ada sosialisasi dahulu
(sebelum penertiban)," katanya.
"Teknis
taktisnya tak kita bicarakan disini. Prinsipnya Polda dan Kodam Jaya backup
program pemerintah untuk pembangunan. Negara tak boleh kalah, apalagi sama
orang-orang (preman) disitu," pungkasnya.
Sementara itu, Warga penghuni
kawasan prostitusi dan perjudian di Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta
Utara, mengganggap remeh gagasan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) menggusur tempat itu.
Secara umum, warga Kalijodo
termasuk para pekerja seks komersial (PSK)-nya mengaku, akan melawan jika
kawasan itu benar-benar digusur. Mereka mengaku sudah menetap di kawasan ini
bertahun-tahun.
Dari pantuan di kawasan Kalijodo.
Sejumlah warga tepatnya di RW 004, terlihat beraktivitas seperti biasa. Tak
tampak dari wajah mereka ada keresahan, menyusul rencana Ahok menggusur ratusan
bangunan liar di kolong tol Kalijodo.
Beberapa sopir truk terpantau
tengah asyik duduk-duduk sambil menyeruput kopi panas bersama rekan-rekannya,
di kolong tol Kalijodo yang dijadikan lokasi parkir. Lebih jauh, kawasan permukiman
kumuh itu dan tampak sejumlah anak kecil tengah bermain di gang-gang yang sudah
disekat dengan bangunan liar berbahan triplek serta kayu.
Suasananya cukup tenang, meski
jika ada orang asing masuk ke wilayah itu disambut tatapan sinis oleh warga
setempat.
Menanggapi rencana Ahok
menertibkan wilayah itu, Bayu (34), salah seorang warga RW 04 hanya tertawa. Ia
yang mengaku bukan preman dan hanya warga biasa penghuni kolong tol Kalijodo
berharap, jangan sampai terjadi pertumpahan darah jika penertiban tetap
dilakukan petugas gabungan.
"Saya nggak tahu kenapa
rencana Ahok senekat itu. Di sini, sejarahnya polisi atau petugas berjabatan
tinggi sekalipun takut masuk. Dia (Ahok) yang hanya dikenal tegas belum cukup.
Saya berharap nggak ada pertumpahan darah. Saya sebagai warga setuju
ditertibkan atau dipindahkan ke rusunawa," ucap Bayu.
Setelah Bayu pergi, terpantau
dari kejauhan sejumlah pemuda berkaus hitam tengah nongkrong sembari
menunjuk-nunjukkan jarinya. Tak lama berselang, salah seorang warga meminta wartawan
untuk tidak melakukan peliputan di Kalijodo.
"Mas, bilang saja ke Ahok...
kagak usah nyari masalah. Sudah mas jangan ke sini-sini lagi. Kita masih mau
tinggal di sini. Mas ke Pos Polisi (Polpol) Teluk Gong saja, jangan ke sini.
Tadi ada wartawan televisi diusir preman. Sudah sana... Sana pergi...!"
ucap seorang laki-laki yang sedang duduk di depan rumahnya. * kcm, wrt
Sumber: biangnews.com
No comments:
Post a Comment