Friday, 12 February 2016

Direskrimum: Preman Kalijodo Kelas Teri


KOMBES POL KRISHNA MURTI|DOK
JAKARTA - Rencana Pemprov DKI untuk menertibkan kawasan Kalijodo, Jakarta Utara sekarang ini nampaknya tidak begitu sulit. Pasalnya saat ini preman yan menguasai kawasan tersebut adalah preman kelas teri.
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengatakan, preman kawakan yang menguasai kawasan Kalijodo itu sejatinya telah lenyap. Saat ini, yang ada hanyalah preman-preman kacangan yang mudah ditaklukan.
"Kapolda juga dukung, kami berikan masukan (ke Pemkot DKI sebelum penertiban). Intinya, Kalijodo itu ga ada masalah. Ga ada preman lagi, sudah dihabiskan. Yang masih tersisa kecil itu mah," katanya kepada wartawan di POlda Metro Jaya, Jumat (12/2).
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal mengatakan, rencananya Senin, (18/2) depan, Polda Metro Jaya dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan berkoordinasi, untuk melakukan mapping tentang kawasan Kalijodo. "Senin kita koordinasi. Ada Kodam Jaya juga. Pastinya akan ada sosialisasi dahulu (sebelum penertiban)," katanya.
"Teknis taktisnya tak kita bicarakan disini. Prinsipnya Polda dan Kodam Jaya backup program pemerintah untuk pembangunan. Negara tak boleh kalah, apalagi sama orang-orang (preman) disitu," pungkasnya.
Sementara itu, Warga penghuni kawasan prostitusi dan perjudian di Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, mengganggap remeh gagasan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menggusur tempat itu.
Secara umum, warga Kalijodo termasuk para pekerja seks komersial (PSK)-nya mengaku, akan melawan jika kawasan itu benar-benar digusur. Mereka mengaku sudah menetap di kawasan ini bertahun-tahun.
Dari pantuan di kawasan Kalijodo. Sejumlah warga tepatnya di RW 004, terlihat beraktivitas seperti biasa. Tak tampak dari wajah mereka ada keresahan, menyusul rencana Ahok menggusur ratusan bangunan liar di kolong tol Kalijodo.
Beberapa sopir truk terpantau tengah asyik duduk-duduk sambil menyeruput kopi panas bersama rekan-rekannya, di kolong tol Kalijodo yang dijadikan lokasi parkir. Lebih jauh, kawasan permukiman kumuh itu dan tampak sejumlah anak kecil tengah bermain di gang-gang yang sudah disekat dengan bangunan liar berbahan triplek serta kayu.
Suasananya cukup tenang, meski jika ada orang asing masuk ke wilayah itu disambut tatapan sinis oleh warga setempat.
Menanggapi rencana Ahok menertibkan wilayah itu, Bayu (34), salah seorang warga RW 04 hanya tertawa. Ia yang mengaku bukan preman dan hanya warga biasa penghuni kolong tol Kalijodo berharap, jangan sampai terjadi pertumpahan darah jika penertiban tetap dilakukan petugas gabungan.
"Saya nggak tahu kenapa rencana Ahok senekat itu. Di sini, sejarahnya polisi atau petugas berjabatan tinggi sekalipun takut masuk. Dia (Ahok) yang hanya dikenal tegas belum cukup. Saya berharap nggak ada pertumpahan darah. Saya sebagai warga setuju ditertibkan atau dipindahkan ke rusunawa," ucap Bayu.
Setelah Bayu pergi, terpantau dari kejauhan sejumlah pemuda berkaus hitam tengah nongkrong sembari menunjuk-nunjukkan jarinya. Tak lama berselang, salah seorang warga meminta wartawan untuk tidak melakukan peliputan di Kalijodo.

"Mas, bilang saja ke Ahok... kagak usah nyari masalah. Sudah mas jangan ke sini-sini lagi. Kita masih mau tinggal di sini. Mas ke Pos Polisi (Polpol) Teluk Gong saja, jangan ke sini. Tadi ada wartawan televisi diusir preman. Sudah sana... Sana pergi...!" ucap seorang laki-laki yang sedang duduk di depan rumahnya. * kcm, wrt

Sumber: biangnews.com

No comments:

Post a Comment