Thursday, 18 February 2016

Warga Berbondong-bondong Mendaftar Masuk Rusun

Surat peringatan pertama (SP 1) yang dilayangkan Pemkot Jakarta Utara agar warga meninggalkan kalijodo, ternyata cukup ‘sakti’. Meski ada juga yang ngotot menolak penutupan, namun sebagian besar warga mulai berbondong-bondong mendaftar masuk rumah susun sewa sederhana (Rusunawa).
Tuhuh warga RW 05, Kalijodo, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara bersama warga lainnya, berbondong-bondong mendatangi Posko Tiga Pilar Pendaftaran warga Kalijodo. Mereka mendaftarkan diri agar mendapat Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa). Mereka juga mengaku khawatir akan kalau menjadi korban akibat kericuhan saat penertiban nanti.

“Saya takut kalau-kalau nanti saat terjadi penertiban akan terjadi keributan. Dari pada menjadi korban mending saya dengan sukarela mendaftarkan diri untuk direlokasi ke rusun,” ujar warga yang enggan disebutkan namanya yang merupakan warga RW 05, Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara saat di posko tiga pilar.
Diungkapkan oleh pria berumur 43 tahun, awalnya ia takut untuk mendaftarkan diri. Namun, karena istrinya terus mendesak akhirnya diputuskan untuk mendaftarkan diri. Selain itu dirinya juga khawatir jika nanti-nanti tidak akan kebagian rumah susun.
Pria yang mengaku asli dari Jakarta itu mengakui sudah tinggal di kawasan Kalijodo sejak ia lahir. “Kakek saya tinggal di wilayah ini sejak tahun 1941, bahkan dirinya juga dilahirkan di Kalijodo,” terangnya.
Pria itu juga mengaku lahan yang ia tempati itu sudah memiliki sertifikat yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) wilayah Jakarta Utara. Namun, pada sejak tahun 2002 lalu saat terjadi kerusuhan yang menyebabkan kebakaran, seluruh surat-surat tanahnya hangus terbakar.
Meski begitu dengan mendaftar lebih awal, ia berharap agar pemerintah secepatnya menyediakan Rusunawa agar dirinya bersama keluarganya bisa keluar dari lokasi. “Saya berharap secepatnya mendapat Rusunawa agar kami bisa secepatnya pindah,” harapnya.
Walikota Jakarta Utara, Rustam Effendi mengakui, saat ini warga sudah mulai mendaftarkan diri di Posko Tiga pilar ada tujuh orang. “Saya melihat warga Kalijodo bersikap kooperatif menanggapi upaya Pemprov DKI Jakarta menggusur permukiman yang berdiri di area terbuka hijau. Bahkan saat ini sejumlah warga sudah melakukan mendaftarkan diri, bahkan  sejauh ini belum ada tanda-tanda perlawanan warga,” kata Rustam.
Ditambahkan oleh Walikota, rusun yang disediakan itu hanya bagi korban gusuran yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta. Rencananya, korban gusuran Kalijodo akan menempati Rusun Daan Mogot dan Marunda serta satu rusun lagi yang kini masih dipertimbangkan.
Terkait adanya informasi kalau ada yang memiliki sertifikat, Walikota mengatakan warga dipersilahkan menunjukkan buktinya untuk mendapat ganti rugi. ”Jika benar ada sertifikat dan BPN menyatakan sertifikat itu sah. Saya usulkan ke Pak Gubernur untuk mendapatkan pergantian sesuai aturan,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengklaim, jumlah pekerja seks komersial (PSK) di kawasan Kalijodo sudah mulai berkurang.  Ahok mengatakan, dari semua bar di kawasan Kalijodo, jumlahnya yang beroperasi sudah makin berkurang.
Dia merasa sosialisasi yang dilakukan sudah cukup efektif. Terbukti, menurutnya, sejumlah warga yang memiliki KTP DKI di Kalijodo sudah mendaftar ke rusun. “PSK-nya sudah banyak yang pulang. Paling, saya kira sudah lihat monitor lima persen saja yang buka,” kata Ahok.
Menurut dia, setelah ada sosialisasi, warga setempat langsung mendaftar sebagai penghuni rusun yang disediakan bagi warga Kalijodo yang rumahnya kena digusur. Meski begitu, ia belum mengetahui rusun mana saja yang masih tersedia untuk menampung warga Kalijodo.
“Kita bagi saja. Mana ada yang kosong, masuk. Yang minta kita kasih, yang enggak ada KTP ya enggak bisa. Makanya, sebagian sudah mulai pulang kampung,” ujar Ahok.  * lpt, rep

No comments:

Post a Comment